Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Inggris Pengidap HIV Dapat Menikah dan Punya Keturunan Sehat

Kompas.com - 28/01/2019, 19:36 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang pria bernama Perry Evans (56) didiagnosis mengidap HIV karena tertular melalui proses transfusi darah yang ia lakukan pada tahun 1985. Saat itu, ia masih berusia 23 tahun dan belum menikah.

Dikutip dari The Independent, ketika itu dokter menyampaikan bahwa sisa umurnya tidak lama, dua-tiga tahun saja.

Namun, bukan perkara usia yang menjadi ketakutan terbesar bagi seorang pengidap virus menular ini. Ketakutan Evans adalah hilangnya kesempatan memiliki sebuah keluarga yang dirasa sangat mustahil.

Terlebih, saat itu ia juga menderita hemofilia, penyakit yang menghentikan proses pembekuan darah. 

"Saya tidak tahu apa yang saya rasakan ketika mengetahui semua itu. Saat itu, saya cukup sehat dan baru saja menyelesaikan kuliah. Saya masih muda, bebas, dan belum menikah. Hidup saya baru saja dimulai," kata Evans.

Dua tahun setelah vonis HIV diterima Evans (1987), ia bertemu dengan seorang wanita bernama Heather. Heather inilah yang kemudian menjadi istrinya setahun kemudian.

“Heather berpikir, hidup saya tidak akan lama lagi, dia tahu kita tidak bisa punya anak,” ujar Evans.

Baca juga: Cegah Penularan HIV Dimulai dari Mengubah Diri Sendiri

Titik terang mulai terlihat pada 1999. Saat itu, seorang dokter spesialis genekolog dan fertilitas, Carole Gilling-Smith, memulai program pencucian sperma di rumah sakit di Chelsea dan Westminster, Inggris.

Program ini memungkinkan, pria-pria pengidap virus HIV dapat tetap memiliki keturunan tanpa menularkan virus yang ada kepada pasangan dan anak-anaknya.

Hasil penelitiannya menemukan, HIV tidak bisa menempel pada sperma. Mereka hanya terdapat pada cairan yang ada di sekitar sperma.

Memisahkan sperma dengan cairan di sekitarnya tersebut, dapat menyelamatkan sperma dan membuatnya tetap dapat terbuahi dengan baik di rahim wanita.

Program inilah yang mengantar Evans menjadi seorang ayah dari dua orang anak yang sehat, bebas dari HIV.

Anak pertamanya, Isaac, lahir pada 2001, dan anak keduanya, Cerian, lahir dengan program yang sama pada 2005.

“Ini seperti hadiah dari Tuhan. Saat itu saya berpikir saya tidak mungkin lagi ada di sini, apalagi memiliki anak,” ujar pria yang berprofesi sebagai pekerja teknologi informasi itu.

Tubuhnya yang sudah terserang virus memang sudah tak sesehat yang semestinya. Akan tetapi kehadiran Isaac dan Cerian menjadi semangat tersendiri bagi Evans untuk dapat menjalani hidup dengan baik.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com