Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2019, 07:32 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Membeli barang-barang mahal menjadi salah satu godaan yang sulit ditolak kelas menengah.

Dengan prinsip ingin menikmati hidup, banyak orang yang baru punya penghasilan lebih malah gagal mengatur pengeluarannya.

Soal hiburan misalnya, generasi milenial tak keberatan mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menonton konser secara langsung.

Gonta-ganti gadget terbaru yang canggih juga sudah menjadi kebiasaan.

Kebanyakan orang rela mengeluarkan uangnya demi memenuhi tuntutan gaya hidup, termasuk memamerkannya di media sosial.

Walau hidupnya terkesan glamor, tapi tak sedikit generasi milenial yang tidak punya tabungan.

Pikir dua kali

Menurut perencana keuangan Jeremy Straub, CEO Coastal Wealth, sebelum melakukan pembelian barang mahal, tanyakan pada diri sendiri apakah kita bisa membeli produk yang murah namun membawa perasaan gembira yang sama.

"Meski mencari kegembiraan dari sebuah produk adalah hal yang murahan, tapi itu bisa membantu kita berpikir dua kali sebelum mengeluarkan uang banyak," katanya seperti dikutip Insider.

Baca juga: Milenial Jangan Mimpi Punya Rumah kalau Gaya Hidup Masih Boros!

Menurut beberapa perencana keuangan, kebiasaan membeli barang mahal apa saja yang sebenarnya termasuk pemborosan dan mana yang bisa disebut "investasi".

- Ngopi cantik
Kumpul-kumpul sambil ngopi di kedai kopi kekinian menjadi cara generasi milenial berjejaring dan bersosialisasi.

Walau secangkir kopi seharga Rp 50.000 terkesan murah, tapi jika dilakukan beberapa kali dalam seminggu, pengaruhnya cukup besar pada anggaran pengeluaran.

- Semua harus barang branded
Membeli tas atau sepatu desainer tidak termasuk pemborosan jika kita sering memakainya ketimbang hanya menumpuk di lemari.

Meski begitu, menurut Straub, membeli semua barang branden, mulai dari sepatu, baju, sampai aksesoris, bukanlah sebuah investasi.

"Lakukan mix and match dan keluarkan uang untuk membeli satu atau dua barang desainer yang akan sering kita pakai dan bisa dipadankan dengan beberapa jenis outfit," katanya.

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi

- Gadget baru
Setiap kali membaca berita akan diluncurkan gadget terbaru, kamu mungkin tergoda untuk mengganti ponsel lama.

Perencana keuangan Rob Webber mengatakan, terkadang ponsel baru hanya memiliki sedikit perbedaan fitur dengan model sebelumnya.

"Misalnya saja iPhone x yang bisa mengisi baterai tanpa kabel dan membuka kunci ponsel dengan identifikasi wajah. Apakah kita bisa baik-baik saja tanpa memiliki fitur itu? Saya rasa iya," kata Webber.

Baca juga: Kiat Membeli Gadget Baru Tanpa Harus Menguras Anggaran

- Furnitur besar
Orang cenderung mengeluarkan uang banyak untuk furnitur yang besar dan mahal, demi memenuhi gambaran rumah ideal. Namun, untuk mereka yang sering berganti selera interior, kebiasaan ini adalah pemborosan.

- Makan di restoran
Tak ada yang salah dengan makan enak di restoran. Namun, jangan hanya tergiur untuk makan di restoran atau kafe yang sedang ramai diobrolin di media sosial.

Pilihlah restoran yang bisa memberi kita pengalaman menyenangkan tanpa harus membobol tabungan.

- Perhiasan
Banyak orang mengira perhiasan mahal adalah investasi. Sebenarnya bisa saja, asalkan kita membeli berlian yang bersertifikat dan batuan mulia lainnya.

Namun, kebanyakan orang tidak bisa membedakan berlian yang memang memiliki nilai jual kembali dan yang bukan. Karena itu, cari informasi sebanyak-banyaknya sebelum membeli perhiasan mahal.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com