Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman DBD, Perhatikan Siklus Perkembangbiakan dan Penularannya

Kompas.com - 01/02/2019, 14:58 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman di berbagai wilayah Indonesia akhir-akhir ini. Hujan dengan intensitas tinggi turut menambah risiko penyebaran penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.

Faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain kepadatan populasi nyamuk penular, karena nyamuk biasanya berkembang biak pada musim hujan.

Lalu, bagaimana perkembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti?

Nyamuk jenis ini berkembang di air yang bersih. Sehingga, usahakan lingkungan tempat tinggal terbebas dari segala sesuatu yang dapat menimbulkan adanya genangan air.

Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, satu nyamuk Aedes aegypti betina dewasa dapat bertelur ratusan jentik di permukaan basah atau air tergenang.

"Satu nyamuk menelurkan 100-300 jentik," kata Nadia kepada Kompas.com, Jumat (1/2/2019).

Baca juga: Berbagai Tips Cegah DBD, Salah Satunya Tak Gantung Pakaian Bekas Pakai

Selama hidupnya, nyamuk ini memiliki hingga lima fase bertelur.

Induk nyamuk Aedes aegypti bertelur secara berpisah, yaitu tidak semua telur diletakkan sekaligus, melainkan tersebar di lebih dari satu tempat dan prosesnya berjam-jam atau berhari-hari.

Telur berukuran sangat kecil, berbentuk lonjong memanjang.

Pertama kali diletakkan, telur tampak putih, tetapi dalam beberapa menit berubah menjadi hitam mengilap.

Adapun telur tersebut dapat bertahan selama enam bulan di tempat yang kering. Kemudian, telur akan menjadi jentik nyamuk dalam waktu dua hari hingga satu minggu.

Nadia menyampaikan, nyamuk akan menggigit manusia pada pagi dan sore hari.

Kita dapat mencegah perkembangan nyamuk dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M, yakni menutup, menguras, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air.

Kita dapat menguras bak atau penampungan air dengan menyikatnya agar telur-telur nyamuk yang menempel dapat hilang.

Fogging atau pengasapan juga bisa menjadi salah satu alternatif memberantas nyamuk Aedes aegypti. Namun, fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com