Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nappa Milano, Sepatu Gaya Klasik dengan Ciri Khas Brogue

Kompas.com - 04/02/2019, 11:19 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sepatu bergaya klasik kini tengah naik daun. Mulai dari sneakers yang bergaya chunky, hingga sepatu formal yang boleh dibilang tak pernah ‘mati’. 

Nah, salah satu yang melirik pasar sepatu klasik tersebut adalah Nappa Milano, brand sepatu lokal yang digagas oleh Dennis Senjaya (24).

Bagi Dennis, sepatu klasik memiliki daya tarik sendiri, entah karena desain atau pun mix and match dengan busana yang dikenakan.

“Gue melihat kalau sepatu klasik itu unik, dan dari zaman dulu sampai sekarang enggak berubah, selalu ada sejarah dan fungsi di setiap model."

Begitu penuturan Dennis dalam perbincangan dengan Kompas.com, di Tangerang.

“Selain itu, (classic shoes) menarik kalau dibawa ke zaman sekarang, karena masih tetap relate dari sisi sejarah dan nilai.”

Neo Brogues Boots salah satu boots kreasi brand septa lokal Nappa Milano, Raub (30/1/2019). Boots ini menggunakan nappa leather pada upper, lalu lambskin pada lining dan sol rubber. KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Neo Brogues Boots salah satu boots kreasi brand septa lokal Nappa Milano, Raub (30/1/2019). Boots ini menggunakan nappa leather pada upper, lalu lambskin pada lining dan sol rubber.

Itu juga yang akhirnya membawa Nappa Milano membuat sepatu dengan DNA klasik. Hampir sebagian besar koleksi label lokal tersebut bergaya klasik.

Menariknya, Nappa Milano tidak serta merta membawa desain klasik. Mereka menambahkan inovasi-inovasi dengan siluet keren, satu di antaranya adalah brogue

Ciri brogue sendiri khas dari lubang, serta aksen, entah wing tip, long tip, atau u-tip.

Nappa Milano kental dengan wing tip, di mana desain tersebut bisa ditemukan pada sebagian besar sepatu merek ini.

“Inovasi yang ada lebih melihat apa yang kurang, kemudian ditambahkan. Lebih ke idealis dan suka-suka kita,” ujar co-founder Nappa Milano, Fariz Noor Pramandha.

Basic-nya memang classic shoes, tapi kalau dilihat dari zaman dulu, sejarahnya classic shoes gitu-gitu aja kan.“

“Kalau kami bawa model zaman dulu ke sekarang kayaknya agak tua."

"Karena itu, kami bawa siluet klasik zaman dulu, namun bentuknya diubah, seperti ditambahkan desain-desain kecil, biar cepat diterima masyarakat zaman sekarang.”

Hampir bangkrut

Perjalanan Nappa Milano terbilang unik. Adalah Dennis yang memulai brand tersebut, yang sebenarnya akibat desakan “keadaan”.

Semula, bisnis keluarga Dennis yang bergerak di bidang manufaktur sepatu mengalami kelesuan pada tahun 2015.

Saat itu terjadi perlambatan ekonomi dan berimbas pada bisnis mereka.

Dennis yang mengenyam pendidikan tinggi di Singapura diminta pulang untuk membenahi bisnis keluarga itu.

Dari sanalah Nappa Milano lahir. Bermodal sepatu-sepatu yang dikirim balik oleh brand-brand yang bermitra.

“Saat itu kami lihat, kalau tetep produksi untuk brand gini, kami gak bisa survive."

"Akhirnya kami lihat peluang dan bisa dicoba bikin brand sendiri, dan produce sesuai keinginan, yang akhirnya produksi Nappa Milano,” ujar Dennis.

Pemilihan kata Nappa Milano juga tak sembarangan.

Kata Nappa dari Nappa Leather, salah satu material kulit untuk barang-barang premium.

Sementara Milano diambil dari perjalanan ayahnya, pendiri bisnis manufaktur sepatu ke Italia untuk belajar craftmanship.

“Jadi kami ambil filososfi kalau Nappa Milano itu kombinasi material premium dan skill craftmanship yang bagus,” kata Dennis.

Material berkualitas

Bukan sekadar nama, Nappa Milano memang menggunakan material Nappa pada sebagian koleksinya.

NEO Brogues Boots, misalnya, menggunakan material Nappa.

Kendati demikian, Nappa Milano tak melulu pakai kulit tersebut.

Foster Sneakers, misalnya, menggunakan brushed off leather. Kulit tersebut memiliki ciri khas mengkilap dan mudah dibersihkan.

Untuk kulit tersebut, Dennis mengambil dari beberapa tannery di pulau Jawa.

“Kalau sapi Jawa itu salah satu bahan baku yang bagus di seluruh dunia."

"Mereka pun tannery di sini ekspor ke Eropa dan lain-lain. Kami juga berkeyakinan, Indonesia juara kalau soal material,” ujar Dennis.

Begitu pula untuk sol, Nappa Milano juga mengambil dari produksi lokal. Kendati demikian, mereka menyebut tak sembarangan memilih.

Sol yang dipakai pada sepatu Nappa Milano biasanya kombinasi dari sol-sol pilihan yang dianggap terbaik.

Dennis mencontohkan, ada sol rubber empuk, namun kualitas abrasi saat kena gesekan tak bagus, sehingga dipilih sebagian.

Kemudian sebagian lagi diganti tingkat abrasi bagus karena tahan gesekan.

“Kalau kita beli satu sol sama, jadi kalau empuk tapi tidak tahan gesek atau keras dipakai. Kita lebih pilih ambil bagian-bagian sol terbaik,” ujar Dennis. 

Harga terjangkau

Foster Sneakers Tan dari Nappa MilanoKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Foster Sneakers Tan dari Nappa Milano

Soal harga, Nappa Milano tergolong terjangkau. Harga normal sepatu buatan lokal ini dipatok mulai dari Rp 700.000.

Harga tersebut untuk mengincar kelas menengah ke atas, dan masuk di pasar pembeli Nappa Milano, yakni usia 20-30 tahun.

Namun tak menutup kemungkinan orang yang lebih tua pun melirik Nappa Milano yang dianggap mewakili taste classic.

Soal kreativitas, inovasi yang bakal dihadirkan adalah mengombinasikan antara sneakers dengan upper classic.

Hal ini sudah mulai diterapkan Nappa Milano pada sneakers terbaru mereka, Foster Sneakers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com