Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Steak Hotel by Holycow, Dari Emperan Kini Punya 18 Cabang

Kompas.com - 04/02/2019, 14:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Makan steak enak dengan harga relatif murah bukan hal yang mustahil. Salah satu restoran yang banyak direkomendasikan adalah Steak Hotel by Holycow!

Berdiri sejak 2010, restoran steak ini sampai sekarang masih eksis dan selalu ramai. Konsistensi rasa merupakan hal yang dijaga benar oleh Wynda Mardio, founder Steak Hotel by Holycow!. 

Sejak kali pertama dibuka di emperan ruko di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Wynda memiliki resep sendiri agar daging steak yang tersaji punya ciri khas berbeda.

Steak yang disajikan Wynda memiliki rasa gurih bumbu, kendati belum diberi saus khas steak seperti black paper, barbeque hingga mushroom.

Wynda meracik sendiri resepnya. Ia menemukan resep tersebut saat menyajikan steak pada sang suami. Berangkat dari itu, Wynda mulai mencoba bisnis untuk membuka steak. 

Tak disangka, resep tersebut justru memikat pelanggan. Sejak dibuka, Wynda menyebut kedainya langsung diserbu pengunjung. 

"Kami buka di emperan, seperti tukang nasi goreng. Nah yang antre banyak, padahal enggak diumumin ke banyak orang, tapi tiba-tiba mereka datang dan antre," cerita Wynda yang ditemui di Steak Hotel by Holycow, Lippo Mall Puri, Jakarta.

Founder Steak Hotel by Holycow! Wynda MardioKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Founder Steak Hotel by Holycow! Wynda Mardio

Salah satu kelebihan kedai steak ini, kata Wynda, adalah harga yang ditawarkan. Saat itu, ia mematok harga Rp 99.000. Harga yang relatif murah untuk menu steak.

Menu yang ditawarkan adalah Wagyu Sirloin, Wagyu Skirt Steak, Australian Sirloin dan Australian Tenderloin.

Hingga kini, harga Rp 99.000 tersebut masih berlaku, khusus untuk Australian Sirloin dan Australian Tenderloin. 

Sementara untuk menu Wagyu saat ini, harga yang dipatok mulai dari Rp 165.000 - Rp 219.000.

Membuka cabang

Memasuki tahun kedua sejak berdiri, Wyndia mendapat kesempatan untuk pindah ke ruko. 

"Pemilik ruko yang lahan depannya kita sewa tidak melanjutkan lagi, jadi kami ambil alih dan pindah ke ruko," ujar Wynda.

Tak itu saja, Wynda juga mendapat kesempatan membuka cabang di Singapura di tahun 2011. Namun, selang setahun berdiri Wynda memutuskan untuk menutup karena kesulitan mengurus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com