Hal pertama yang dilakukan Aji adalah membuat seri Gazelle, yang langsung memberikan sentuhan lain pada sneakers lokal saat itu, yang didominasi ala Vans.
Salah satu yang menjadi pembeda bisa dilihat dari toe cap berukuran seperempat dari umumnya. Desain semacam ini diklaim terinspirasi sepatu vintage tahun 1940-an.
Ada pun upper canvas dan vulcanized sol bukan semata-mata mengikut tren sneakers umum, melainkan mendorong industri lokal di bidang tersebut.
Selain itu, pemilihan dua material itu dianggap cocok untuk siluet Gazelle yang berkonsep modern, namun bernafas vintage.
Setelah 2017 merilis Gazelle, tahun 2018 adalah momen Compass kembali "hidup". Dua siluet yang dirilis Gazelle low dan Hi jadi buruan. Sejumlah colorway lain seperti biru, putih dan gum pun bernasib serupa.
Tahun ini, menurut Aji, Compass mengenalkan Compass Bravo yang merupakan kolaborasi dengan Bryant sebagai langkah baru brand.
"Ini bukan sekadar bisnis, mencari uang, tapi lebih percaya kalau sneakers lokal itu bisa (berkembang) dan semua orang percaya," ujar Aji saat berbincang dengan Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.