"Gue tim retail, ha ha ha... Alasan gue beli di atas (harga) ritel karena emang kepengen banget sama sneakers itu, dan gak release di Indonesia. Jadi mau gak mau, terpaksa harus beli dari reseller," kata dia.
Sementara, khusus untuk fenomena Air Jordan 1 di Indonesia, Raymond memiliki pandangan tersendiri. Varian ini tak bisa disebut "terbatas" karena diproduksi massal secara global.
"Enggak tahu kenapa, orang Indonesia suka banget sama Jordan 1. Release-an apa aja Jordan 1 sold out."
"Padahal, di luaran, kayak di Hongkong, Singapura, Jepang, itu masih standing on the rack Jordan 1 mid itu," cetus dia.
Dari pengamatan itu, Raymond meyakini, kuatnya kemampuan membeli -meski dengan harga yang melambung tinggi, terjadi karena faktor hype dan selera pasar di negara yang bersangkutan.
Maka tak heran, para reseller dengan percaya diri memasang harga sesuai "feeling"' mereka, karena tahu ada selera pasar yang menyambutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.View this post on InstagramA post shared by JAKARTA SNEAKER DAY (@jakartasneakerday) on Feb 7, 2019 at 7:13pm PST
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.