Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2019, 15:17 WIB
Editor Wisnubrata

SERPONG, KOMPAS.com - Tenia masih ingat saat masih kecil, dia dan teman-temannya dengan mudah menjumpai ikan-ikan beraneka warna di pantai-pantai yang airnya jernih sekitar Kepulauan Seribu.

Perempuan bernama lengkap Swietenia Puspa Lestari itu memang pernah tinggal di Kepulauan Seribu selama lima tahun. Tak heran ia akrab dan peduli dengan laut dan isinya.

Namun menurutnya, pemandangan masa kecil itu tak lagi ia jumpai beberapa tahun belakangan. "Perairan di Kepulauan Seribu dan beberapa tempat lain di Indonesia kini penuh sampah, terutama sampah plastik," katanya.

Dari sampah-sampah plastik berupa botol, tas plastik, kemasan makanan, dan sedotan, ia juga menemukan sachet bekas sambal dan saus Kentucky Fried Chicken alias KFC. Padahal tidak ada gerai KFC di Kepulauan Seribu.

Rupanya sampah-sampah itu kebanyakan berasal dari sekitar Kepulauan Seribu, terutama dari Jakarta. Hal itu membuat Tenia bertemu dengan KFC Indonesia, dan lahirlah program bernama #NoStrawMovement di awal tahun 2017.

Gerakan ini bertujuan mengurangi penggunaan sedotan plastik, terutama di gerai-gerai KFC. Mengapa sedotan?

Menurut Tenia yang juga pendiri sekaligus direktur eksekutif Yayasan Divers Clean Action, sedotan plastik adalah sampah laut terbesar ke-lima di dunia. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada 93 juta batang sedotan yang dipakai dan dibuang setiap hari.

"Bila dibentangkan, jumlah itu setara dengan 16.784 kilometer atau jarak dari Jakarta ke Mexico City," ujarnya dalam acara KFC Untuk Laut Indonesia di Serpong, Jumat (8/2/2019).

Selain itu, sedotan plastik adalah sampah yang tidak diambil pemulung karena nilai jualnya rendah. "Pemulung lebih suka mengumpulkan botol plastik daripada sedotan yang sulit diambil," ujar Tenia. Akibatnya sampah jenis ini banyak terbuang ke laut dan mengotorinya.

Kini, berkat munculnya berbagai gerakan, termasuk di KFC, terjadi pengurangan penggunaan sedotan secara signifikan, yaitu tersisa sekitar 38,8 juta per hari atau sepanjang 7.766 kilometer, hampir sama dengan jarak yang ditempuh bila kita melakukan perjalanan dari sabang sampai Merauke.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com