JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan perawatan kulit di klinik kecantikan saat ini bukan hal yang tabu lagi dilakukan. Tidak cuma untuk mengoreksi penampilan, beraneka terapi estetika pun membuat penampilan kulit tetap terjaga.
Dengan banyaknya klinik kecantikan yang ada, tak sedikit pula orang-orang yang berpindah klinik. Apalagi jika mendengar testimoni teman.
Lalu, apakah sebetulnya bergonta-ganti klinik tersebut diperbolehkan?
Founder dan President director Miracle Aesthetic Clinic Group, dr. Lanny Juniarti, Dipl. AAAM tidak menganjurkannya. Sebab, klinik yang baru nantinya tidak memiliki riwayat perawatan orang tersebut.
"Kurang baik (berpindah-pindah klinik) karena kami tidak punya history dia yang dulu. Dulu pernah diapakan saja."
Hal itu diungkapkan Lanny ketika ditemui pada acara Aesthetic Outlook 2019 oleh Miracle di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).
Sebab, lanjut dia, setiap tindakan memiliki dampak jangka panjang. Itulah mengapa, sebelum sebuah prosedur dilakukan, dokter mendalami terlebih dahulu tentang prosedur yang pernah dilakukan pasien dan seberapa banyak prosedur yang pernah dilakukan.
Baca juga: Perawatan Estetika Kulit Makin Disukai Kaum Pria
Sama halnya jika perawatan yang dilakukan berupa pemakaian krim tertentu. Bergonta-ganti krim bisa jadi menimbulkan reaksi tertentu pada kulit.
Namun, Lanny memahami keinginan masyarakat saat ini yang cenderung lebih kompleks.
Pada 20 tahun lalu, dokter memiliki kriteria cantik sendiri berdasarkan sudut pandang seorang dokter. Kemudian kriteria cantik pasien adalah persepsinya sendiri sehingga terjadi diskusi dua arah dalam melakukan perawatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.