Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2019, 08:43 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Diet vegan menjadi populer belakangan ini. Mulai dari pakar medis hingga selebriti dunia, seperti Beyonce, mempromosikan pola makan berbasis nabati ini.

Namun manfaat diet vegan baru kita dapatkan jika kita melakukannya dengan benar. Lalu apa saja kesalahan yang membuat pola diet vegan tak akan menuai hasil?

Berikut lima kesalahan yang kerap dilakukan saat memulai pola makan nabati.

1. Berpikir makanan tanpa daging selalu menyehatkan

Para ahli setuju mengonsumsi bahan makanan nabati memang menyehatkan. Namun, kita harus memilih dengan bijak apa yang akan kita makan.

Tak semua yang berbahan nabati menyehatkan, seperti mengonsumsi kentang goreng dan bir.

Susu almond sering menjadi pengganti susu sapi bagi para veganisme. Tapi, susu almond hanya mengandung 1,5 gram protein per porsi.

Susu almond yang ditambah gula juga kurang baik. Di sisi lain, makanan berupa roti putih, pasta, kentang dan karbohidrat olahan lainnya memang mengenyangkan.

Tapi, bahan makanan tersebut tak selalu baik untuk tubuh kita.

"Sejumlah studi epidemiologis menemukan asupan karbohidrat yang lebih tinggi terkait dengan risiko yang lebih besar dari diabetes tipe 2 dan penyakit jantung iskemik," papar Sharon Palmer, selaku ahli diet terdaftar.

Risiko obesitas, penyakit jantung dan berbagai masalah kesehatan tetap mengintai para veganisme jika tak mengonsumsi makanan seimbang berupa sayur, buah, biji-bijian, kacang-kacangan dan air.

Jadi, tak semua yang berbahan nabati selalu menyehatkan. Sekali lagi, kita harus bijak memilihnya.

Baca juga: Beyonce dan Jay Z Janjikan Tiket Konser bagi Pengikut Gaya Hidup Vegan

2. Konsumsi nutrisi yang kurang

Kita tetap bisa mendapatkan semua vitamin dan nutrisi yang diperlukan tubuh dengan melakukan diet vegan.

Namun, kita tetap harus menyesuaikan menu makanan dan gaya hidup kita untuk memastikan tercukupinya semua kebutuhan tubuh.

Vitamin B12, yang bertanggung jawab untuk menunjang fungsi yang tepat dari sistem saraf, lebih banyak ditemukan dalam produk hewani.

Kekurangan B12 telah dapat mengakibatkan mati rasa, lesu, masalah memori, sakit kepala dan bahkan depresi.

Sebagai alternatif, konsumsilah tempe dan nori atau rumput laut yang memiliki kandungan vitamin B12.

Banyak energy bar, ragi gizi, dan sereal sarapan diperkaya vitamin B 12. Selain itu, suplemen vitamin bisa membantu kita mengantisipasi kekurangan salah satu vitamin tubuh.

Kalsium yang biasanya terkandung dalam susu juga penting untuk tulang, meski susu sapi bukan sumber kalsium yang disarankan para ahli.

Halaman:
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com