Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Lezatnya Kombinasi Lemak dan Karbohidrat

Kompas.com - 21/02/2019, 07:10 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Ketika makanan masuk ke mulut, otak akan menerima informasi lewat reseptor di mulut dan mulai membuat catatan.

Saat ini makanan yang terdiri dari karbohidrat dan lemak sangat mudah ditemui. Secara genetik, kita pun memang mudah terpikat oleh jenis makanan ini.

Baca juga: 7 Hal yang Terjadi Jika Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Olahan

Ketika mata kita melihat makanan tersebut akan memicu memori dan sirkuit ganjaran di otak.

"Kita akan mengingat bahwa donat atau pizza mengandung kalori dan itu nikmat, yang akan memicu rasa ingin. Kemudian sistem akan mengaktifkan otak yang mendorong kita untuk bertindak atau makan," kata Daghner.

Setelah makanan masuk, reseptor di mulut dan usus akan menyerap nutrisi dan berkomunikasi dengan otak.

Otak tahu bahwa kita mengasup nutrisi yang penting dan mencatatnya ke dalam memori, mendorong kita untuk makan lagi.

Ini sebabnya mengapa kita sering tak berdaya menghadapi godaan makanan yang mengandung lemak dan karbohidrat.

Kabar baiknya, kita sebenarnya bukan sama sekali tidak berdaya. Ada mekanisme "kontrol diri" di otak manusia. Sayangnya, kita jarang mempergunakannya.

Baca juga: Mengenal Nama Samaran Gula di Label Kemasan Makanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com