Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2019, 18:19 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mochamad Indra Yusuf Wahyudin termangu. Dia baru saja melihat price tag sepatu kulit yang dipajang di sebuah mal di Bandung. Harganya lebih dari Rp 1 juta.

Tanpa banyak berkata, Indra yang tak punya cukup uang lalu pergi meninggalkan sepatu dambaannya tersebut.

Buat mahasiswa seperti dia, harga Rp 1 juta tergolong terlalu mahal, apalagi di masa itu, sekitar tahun 2009.

“Dulu pas kuliah pengin beli sepatu kulit tapi tidak bisa, karena harganya mahal,” ujar Indra mengawali kisahnya kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.

Pemuda 33 tahun itu kemudian pergi ke sentra sepatu Cibaduyut. Lama mencari, tak ada satu pun sepatu yang menarik hatinya.

Namun, ketika ia berselancar di dunia maya, ia kerap menemukan sepatu mahal yang menarik hatinya.

Baca juga: Galan, Sneaker Bot dari Exodos57 untuk Segala Suasana

Dari sana muncul ide untuk mencoba "jalan tengah", yakni memesan sepatu dengan model yang diinginkannya.

“Teman saya punya teman perajin di Cibaduyut. Lalu saya buat untuk dikenakan sendiri."

"Awalnya tidak sesuai keinginan, tapi setelah beberapa kali mencoba sesuai keinginan,” ucap dia.

Seiring berjalannya waktu, di periode yang sama, Indra pun membulatkan tekad untuk menjual sepatu yang diproduksinya itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com