KOMPAS.com – Berburu sepatu berkualitas sudah menjadi kebiasaan Ricky Dermawan sejak kuliah di Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI), tahun 2004 silam.
Sepatu yang ia cari adalah sepatu kulit berkualitas, terutama bot.
Alasannya sederhana, karena enak dilihat, awet, mahal, susah mendapatkannya, dan beda dengan sepatu yang dikenakan teman-temannya.
“Suka aja tampil beda dari yang lain,” ujar Ricky kepada Kompas.com di Minen Leather, Jalan Cigadung, Bandung, belum lama ini.
Namun persoalannya, harga sepatu yang dincarnya di angka Rp 1 jutaan, dan ia tak memiliki uang sebesar itu untuk membelinya saat itu.
Baca juga: Kisah Kang Bule, Jatuh Bangun Bikin Sepatu Bot hingga Dipakai Jokowi
Ricky kemudian menyiasatinya dengan mencari perajin sepatu di Cibaduyut. Ia memesan sepatu bot dambaanya, yakni sepatu biker yang bisa digunakan sehari-hari.
“Sepatu jenis itu, saat itu, di pasaran tidak terlalu banyak,” imbuh pria kelahiran Palembang, 18 Mei 1983 ini.
Kecintaannya terhadap sepatu terus bertambah.
Ia lalu melakukan riset bertahun-tahun, belajar apa pun tentang sepatu yang bagus, mengaplikasikannya dalam sebuah produk, bahkan membantu seorang teman mendirikan sebuah brand sepatu.
“Saya terus bikin sepatu. Banyak teman yang suka dan nanya."
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.