Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2019, 09:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Setiap pecinta kopi dapat mengenali tanda-tanda sakit kepala karena tidak mengasup kafein di pagi hari.

Saat berhenti minum kopi, tubuh kekurangan adrenalin dan dopamin, hormon yang bertindak sebagai stimulan alami dan membuat tetap terjaga.

Sebaliknya, yang terjadi adalah adenosin—hormon yang bertanggung jawab untuk istirahat dan kelelahan—mengalir deras ke kepala, sehingga menyebabkan perubahan pada kimiawi otak yang mengakibatkan sakit kepala.

Juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Wesley Delbridge mengatakan, untuk meminimalkan rasa sakit, daripada mengurangi asupan kafein, lebih baik mencari pengganti.

Dia menyarankan, dengan mengganti kopi dengan teh, atau bahkan mencampurkan kopi berkafein dengan kopi tanpa kafein, yang dapat membantu menghindari gejala penarikan kafein.

Dampak lainnya, kamu akan akan segera sembuh dari ketergantungan kafein.

5. Bisa merasa sakit, tapi tidak lama

Sakit kepala bukan satu-satunya gejala menyakitkan dari berhenti minum kopi. Mereka yang berhenti mengonsumsi kopi melaporkan efek samping seperti depresi, kecemasan, pusing, gejala seperti flu, insomnia, cepar marah, perubahan suasana hati, dan kelesuan.

Kabar baiknya, kamu tidak akan merasakan hal ini selamanya.

Para ahli mengatakan, sebagian besar gejala fisik dari penarikan kafein akan berlalu setelah dua hari pertama, sementara sisa efek samping tidak akan bertahan lebih dari satu atau dua minggu.

Baca juga: Bagaimana Kandungan Kafein Tiap Sajian Kopi?

6. Anda bisa memiliki senyum yang lebih sehat

Kopi sangat asam, yang berarti mengikis enamel gigi dan menodai gigi peminumnya dengan setiap tegukan.

Mengurangi kafein dapat melindungi gigi dari kikisan tersebut, plus kamu dapat tersenyum lebar karena gigi yang lebih putih.

7. Melewatkan antioksidan

Sejumlah penelitian menemukan, minum lebih dari tiga cangkir kopi per hari dapat menurunkan risiko mulai dari kanker payudara hingga Parkinson, serta meningkatkan kesehatan tulang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com