Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2019, 09:31 WIB
Wisnubrata

Editor

"Mesin pertama yang membuat produk bantalan adalah buatan Clarks. Lalu jenis sepatu yang menyesuaikan bentuk kaki, adalah kreasi Clarks. Jadi banyak inovasi di bidang sepatu yang kita kenal saat ini sebenarnya berasal dari Clarks," lanjut Nagy.

Bisa disebut Clarks ikut membentuk industri sepatu yang kita lihat hari ini. Namun jejak itu seperti menghilang selama 15 tahun saat Clarks asyik dengan dirinya sendiri.

Baru pada tahun 2015, ketika chief brand officer Jason Beckley bergabung, Clarks mendapatkan kembali spirit inovasinya dengan membuat desain-desain baru bagi konsumen yang selama ini terabaikan, yaitu mereka yang berusia antara 10 hingga 40 tahun.

Namun yang dilakukan Clarks bukan sekedar meniru model-model terbaru yang sedang hits. Brand asal Somerset ini justru melihat kembali arsip mereka, yakni 22.000 pasang sepatu yang tersimpan di museum Clarks.

Jason Beckley menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mempelajari sepatu-sepatu yang pernah diciptakan Clarks. Desain-desain itu kemudian diterjemahkan kembali dalam rasa modern dan dibuat menggunakan keahlian Clarks.

Hasilnya, sekitar 3000 pasang sepatu dengan desain baru dimunculkan tiap tahun. Koleksi-koleksi itu meliputi sepatu anak, remaja, hingga dewasa. Dari sepatu resmi, casual, hingga sport atau Clarks menyebutnya Athleisure.

"Kini siapapun yang masuk ke toko Clarks, bisa mendapatkan sepatu sesuai dengan usia dan kepribadiannya," kata Nagy.

Agar lebih kekinian, Clarks juga berkolaborasi dengan Disney untuk menghadirkan sepatu-sepatu anak dengan tema karakter Disney. Bukan hanya Mickey Mouse, tapi juga Star Wars, Avengers, Lion King, Frozen dan lainnya.

Untuk mereka yang mengkoleksi sepatu-sepatu limited, Clarks bekerjasama dengan kelompok musik Wu Tang Clan, dengan brand yang sedang hype seperti Supreme, juga dengan Land Rover. Tapi koleksi-koleksi itu habis dalam sekejap.

Namun tidak melupakan sejarahnya, Clarks juga akan menghadirkan sepatu-sepatu ikoniknya di pasar Indonesia, di toko-toko khusus, seperti seri Desert Boots dan Wallabee.

Sementara kalangan milenial rupanya mendapat perhatian terbesar karena Clarks menghadirkan sub brand untuk generasi ini, yaitu CloudSteppers.

Cloudsteppers, seperti namanya, adalah sepatu casual yang berdesain menarik, ringan, nyaman dipakai, sekaligus terjangkau harganya. Desainnya terinspirasi dari sepatu athleisure.

CloudSteppers sudah diluncurkan di Indonesia September 2018 lalu, dan penjualannya sangat bagus, menurut Nagy. Dengan harga mulai dari Rp 599 ribu, sepatu ini cukup terjangkau, sehingga Clarks memberi tempat khusus pada koleksi ini.

Bahkan di mal Kelapa Gading, ada toko khusus CloudSteppers di sebelah Clarks. Ini adalah model pertama di dunia, di mana brand baru di bawah Clarks memiliki gerai sendiri.

"Kami ingin konsumen berpikir bahwa untuk sepatu casual, brand terbaik adalah Clarks. Itulah sebabnya kami memberi tempat untuk CloudSteppers, karena brand ini adalah representasi Clarks untuk konsumen muda," ujar Nagy.

Dengan konsep dan koleksi-koleksi terbarunya itu, Clarks kini siap untuk kembali memasuki pasar sepatu. Brand yang dahulu fokus membuat sepatu yang nyaman di kaki itu, kini juga membuat sepatu-sepatu yang tampak keren di kaki. Tertarik?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com