Setelah stroke, beberapa orang mengalami:
Seseorang mungkin memiliki satu atau lebih dari gejala ini, yang keparahannya dapat meningkat atau juga bisa semakin membaik.
Selain itu, stroke bisa membuat seseorang merasa terguncang, bingung, dan takut. Seseorang yang mengalami stroke mungkin mengalami depresi, gelisah, stres, merasa terbebani dan kehilangan identitasnya.
Berbicara dengan seorang profesional dapat membantu mengatasi perasaan-perasaan ini. Seorang terapis dapat membantu seseorang untuk mengatasi dampak emosional stroke dan membuat perubahan untuk mengurangi stres.
Baca juga: Waspada, Semakin Banyak Pria Muda Terserang Stroke
Cara mencegah serangan stroke
Risiko stroke dapat dicegah dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan perawatan medis yang tepat.
1. Berhenti merokok dan minum alkohol
Rokok dan alkohol mempersempit pembuluh darah di otak. Para perokok dan penggemar minum-minum miras punya risiko 2 kali lebih cepat mengalami serangan stroke daripada yang tidak.
2. Jaga tensi dan kolesterol
Hipertensi dan kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama dari stroke. Pengidap hipertensi memiliki risiko 1,5 kali lipat untuk terkena stroke berulang. Selain risiko stroke, dua masalah ini juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah otak dapat menghambat aliran darah menuju sel-sel otak. Tekanan darah tinggi dalam otak menyebabkan pembuluh darah pecah dan mengakibatkan stroke hemoragik.
3. Makan sehat dan olahraga
Olahraga teratur dan makan sehat dapat membantu kita memulihkan fungsi otak sekaligus mengurangi risiko stroke.
Hindari makanan yang mengandung garam tinggi, lemak trans, dan kolesterol tinggi. Perbanyak makan buah dan sayuran segar untuk menjaga kesehatan otak, jantung, serta pembuluh darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.