Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Sehat untuk Mencegah Stroke, Belajar dari Kasus Luke Perry

Kompas.com - 01/03/2019, 08:53 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Mungkin kamu masih ingat Luke Perry bintang Riverdale dan film seri tahun 90-an Beverly Hills 90210.

Perry dikabarkan dilarikan ke rumah sakit di Los Angeles karena terkena serangan stroke pada Rabu pagi waktu setempat. Ternyata serangan stroke bisa mengintai siapa saja. Nah, apa sebenarnya stroke itu? Bagaimana gejalanya? Bisakah dicegah?

Stroke terjadi ketika pasokan darah menuju otak terganggu atau sama sekali berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi.

Ini dapat merusak atau mematikan sel-sel otak. Bagian otak yang berbeda mengendalikan fungsi tubuh yang berbeda, sehingga stroke dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh.

Meskipun sulit untuk memprediksi munculnya stroke, tapi kita dapat mengetahui gejala stroke ringan ataukah gejala serangan stroke.

Apa saja gejala stroke yang mungkin muncul?

Setiap orang mungkin akan memiliki gejala stroke yang berbeda-beda. Namun, beberapa kondisi berikut termasuk gejala stroke yang umum.

  • Sulit berbicara atau memahami orang lain
  • Mati rasa atau terkulai lemas di satu sisi wajah atau tubuh
  • Sulit berjalan dan menyeimbangkan badan
  • Masalah penglihatan
  • Sakit kepala yang parah
  • Pusing
  • Sulit menelan

Dari gejala-gejala tersebut, beberapa orang yang mengalami stroke mungkin juga tidak merasakan sakit. Meski begitu, waspadai semua gejala dan segera temui dokter jika mengalami beberapa gejala tersebut.

Baca juga: Jaga Kesehatan, Stroke Bisa Terjadi Sejak Usia 20an

Mengenali gejala stroke

National Stroke Association merekomendasikan strategi mudah untuk membantu kita mengenali apakah seseorang mengalami stroke. Jika Anda berpikir bahwa seseorang di sekitar Anda mengalami stroke, coba lakukan FAST (face, arm, speech, time). Ini adalah sebuah strategi yang berarti:

  • Face: wajah terkulai
  • Arm: lengan melemah
  • Speech: kesulitan dalam berbicara

Jika seseorang tidak bisa mengangkat kedua lengan, tersenyum dengan kedua sisi mulut, atau mengucapkan kalimat lengkap, penting untuk mencari perawatan darurat. Ini bisa menjadi gejala stroke. Karena semakin lama stroke tidak diobati, akan semakin memperparah keadaannya.

Apa yang terjadi setelah mengalami serangan stroke?

Efek dari stroke bisa bervariasi, tergantung pada area otak yang terkena. Selain itu, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menerima perawatan juga berpengaruh. Penundaan pengobatan menyebabkan lebih banyak sel otak yang rusak atau mati.

Beberapa orang mungkin hanya mengalami efek kecil setelah stroke, seperti kelelahan atau gangguan pada sistem koordinasi. Sementara lainnya, mungkin perlu mempelajari kembali fungsi dasar, seperti berjalan dan menelan, dan membutuhkan perawatan lanjutan.

Biasanya orang yang pernah memiliki stroke akan mengalami gangguan penglihatan, dampak fisik dan emosional.

Setelah stroke, beberapa orang mengalami:

  • Sulit menelan (disfagia)
  • Tidak bisa mengangkat kaki bagian depan (foot drop)
  • Masalah kencing atau buang air besar
  • Rasa sakit, kejang
  • Kelelahan
  • Lumpuh
  • Masalah tidur
  • Kejang otot

Seseorang mungkin memiliki satu atau lebih dari gejala ini, yang keparahannya dapat meningkat atau juga bisa semakin membaik.

Selain itu, stroke bisa membuat seseorang merasa terguncang, bingung, dan takut. Seseorang yang mengalami stroke mungkin mengalami depresi, gelisah, stres, merasa terbebani dan kehilangan identitasnya.

Berbicara dengan seorang profesional dapat membantu mengatasi perasaan-perasaan ini. Seorang terapis dapat membantu seseorang untuk mengatasi dampak emosional stroke dan membuat perubahan untuk mengurangi stres.

Baca juga: Waspada, Semakin Banyak Pria Muda Terserang Stroke

Cara mencegah serangan stroke

Risiko stroke dapat dicegah dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan perawatan medis yang tepat.

1. Berhenti merokok dan minum alkohol

Rokok dan alkohol mempersempit pembuluh darah di otak. Para perokok dan penggemar minum-minum miras punya risiko 2 kali lebih cepat mengalami serangan stroke daripada yang tidak.

2. Jaga tensi dan kolesterol

Hipertensi dan kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama dari stroke. Pengidap hipertensi memiliki risiko 1,5 kali lipat untuk terkena stroke berulang. Selain risiko stroke, dua masalah ini juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah otak dapat menghambat aliran darah menuju sel-sel otak. Tekanan darah tinggi dalam otak menyebabkan pembuluh darah pecah dan mengakibatkan stroke hemoragik.

3. Makan sehat dan olahraga

Olahraga teratur dan makan sehat dapat membantu kita memulihkan fungsi otak sekaligus mengurangi risiko stroke.

Hindari makanan yang mengandung garam tinggi, lemak trans, dan kolesterol tinggi. Perbanyak makan buah dan sayuran segar untuk menjaga kesehatan otak, jantung, serta pembuluh darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com