Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadarilah, 7 Penyebab Berat Badan "Membengkak" Lagi

Kompas.com - Diperbarui 17/10/2022, 08:17 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kamu mungkin sudah mengatur rencana penurunan berat badan dan melakukan diet. Juga meningkatkan aktivitas fisik, membatasi asupan 2.000 kalori, dan menjaga pola hidup sehat.

Hasilnya, berat badanmu sempat susut seperti yang diharapkan. Namun beberapa waktu kemudian berat badanmu kembali membengkak.

Kesuksesan penurunan berat badanmu menjadi rumit, berat badanmu pun terus menanjak dan kamu harus memulai kembali segalanya dari awal.

Jika kamu mengalami hal semacam ini, maka simaklah penjelasan berikut ini.

Menurut Direktur eksekutif Global Obesity Prevention Center di John Hopkins University, Bruce Lee, tubuh pada kondisi itu sebetulnya tengah bertarung melawan penurunan berat badan.

Akibat berat badan tubuh mulai menurun, tubuh merasa kondisi tersebut adalah ancaman untuk bertahan "hidup".

Baca juga: Kenali, 6 Kebiasaan yang Memperlambat Metabolisme

Untuk "melindungi", tubuh melambatkan metabolisme untuk melawan penurunan berat badan tersebut.

Presiden Obesity Medicine Association, Wendy Scinta juga mengatakan, hal sana terjadi pada zaman dulu, ketika makanan lebih sulit didapatkan.

Bagian otak yang mengatur nafsu makan sudah ada sejak awal. Namun obesitas adalah epidemik baru yang belum diantisipasi oleh tubuh untuk diperangi.

Sebuah penelitian menemukan, penurunan berat badan, terutama yang dilakukan dengan cepat, bisa memicu kenaikan berat badan yang cepat pula.

"Jika berat badan kita turun dalam waktu yang cepat, berat badan itu akan lebih mudah kembali," kata Lee.

Namun, ada sejumlah upaya yang bisa kita lakukan untuk melawan siklus tersebut.

Berikut tujuh alasan mengapa berat badanmu bisa kembali naik dan bagaimana cara mengatasinya:

Baca juga: Dilema Turunkan Berat Badan, yang Hilang Bukan Lemak tapi Otot

1. Tidak memprioritaskan otot

Mencoba mempertahankan berat badan dengan metabolisme tubuh yang rendah cenderung lebih sulit karena kita akan lebih susah membakar kalori.

Bahkan meskipun kamu memprioritaskan konsumsi protein cukup, kamu masih memiliki kecenderungan kehilangan masa otot ketika berat badanmu turun.

Hal itu tentunya menjadi masalah.

Scinta menjelaskan, otot adalah jaringan metabolik yang aktif dan membuat tubuh bisa membakar kalori pada masa istirahat.

Faktanya, meningkatkan massa otot adalah satu-satunya cara untuk bisa meningkatkan metabolisme.

Jadi, jika kamu sudah melakukan latihan kardio, cobalah untuk menggabungkannya dengan latihan kekuatan.

Baca juga: Angkat Beban atau Kardio, Mana yang Harus Dilakukan Lebih Dulu?

Asisten profesor di ilmu olahraga Lehman College, Brad Schoenfeld menyarankan setidaknya tiga hari latihan ketahanan dalam seminggu.

Pola ini akan membantu meningkatkan massa otot, sambil menurunkan asupan kalori.

Konsumsi protein juga sangat krusial sebab tubuh akan kenyang lebih lama.

Konsumsi protein juga memiliki efek termik, artinya tubuh membakar lebih banyak kalori daripada ketika makan karbohidrat atau lemak.

Atur target minimal konsumsi protein 1-2 gram per kilogram berat badan. Setidaknya 30 gram protein per makanan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com