JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak mal di negara-negara maju dunia kehilangan pengunjungnya. Mal menjadi sepi, atau berubah fungsi. Bagaimana dengan mal di Indonesia?
Menurut pendiri Lippo Group, Dr. Mochtar Riady, mal di Indonesia masih akan terus bertahan setidaknya 15 tahun ke depan. Hal itu diungkapkan Mochtar dalam acara ulang tahun ke-30 Lippo Malls di Grand Ballroom Hotel Mulia, Kamis (28/2/2019).
Prediksi itu diungkapkan setelah Mochtar mempelajari perilaku konsumen dan kondisi masyarakat di berbagai negara.
"Saat saya ke Amerika, saya melihat mal-mal sepi. Tapi di Jepang, mal tetap ramai dikunjungi orang. Sementara di China mal menjadi tempat makan," cerita Mochtar.
Mengapa begitu? Dalam pengamatannya, hal tersebut terkait dengan kondisi pemukiman di masing-masing negara. Di Jepang, orang kebanyakan tinggal di apartemen yang ukurannya sempit. Sehingga mereka lebih memilih menghabiskan waktu di luar, termasuk di mal.
Sementara di Amerika Serikat, orang tinggal di pemukiman dengan ukuran rumah yang besar dan lingkungan yang meiliki banyak fasilitas. "Itu membuat mereka merasa tidak perlu lagi ke mal," papar Mochtar.
Nah, Indonesia berada di antara dua kondisi itu. Ada banyak pemukiman, namun semakin banyak juga orang yang tinggal di apartemen.
"Karenanya, menurut perhitungan saya, mal di Indonesia masih akan ramai dikunjungi hingga 15 tahun ke depan," katanya.
Tak heran bila kemudian Lippo percaya diri membangun dan membuka mal-mal baru di berbagai lokasi di Indonesia.
Menghadapi masa depan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.