Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Hubungan Langgeng? Ini 13 Hal yang Merusak Pernikahan

Kompas.com - 05/03/2019, 05:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang yang hanya berpikir hal-hal membahagiakan saja dalam pernikahan.

Padahal, menikah bukan perkara mudah. Butuh penyesuaian dan sikap saling mengerti antar pasangan demi kelanggengan dalam rumah tangga.

Juga diperlukan kerjasama yang kuat antar pasangan demi kebahagiaan dalam pernikahan.

Meski setiap pasangan berbeda, ada hal-hal khusus yang seringkali menimbulkan masalah dalam suatu hubungan.

Dilasir dari Reader's Diggest, berikut 13 hal yang umumnya bisa merusak rumah tangga.

1. Tidak meluangkan waktu luang bersama

Tak masalah melakukan sesuatu yang lain dengan pasangan, apalagi jika kita memiliki hobi yang berbeda dengannya.

Kita memang tak mungkin selalu bersamanya setiap detik. Namun, jangan sampai waktu berdua bersama pasangan hanya dianggap sebagai selingan.

Bagaimanapun juga, kita harus menghabiskan lebih banyak waktu luang dengan pasangan daripada orang lain.

"Menciptakan waktu reguler untuk bersama pasangan dan melakukan hal-hal yang menyenangkan sangat penting untuk pernikahan yang langgeng dan sukses,” kata Lesli MW Doares, seorang konsultan dan pelatih pernikahan.

2. Tidak saling menghormati

Menurut Doares, sikap tidak menghargai pasangan bisa bermula dari hal kecil, seperti malas mencuci piring.

Setelah itu, pasangan jadi sering mengeluhkan hal ini dengan kata-kata seperti "kamu tak pernah membantu mengerjakan tugas rumah".

Nah, hal ini kemudian berubah menjadi penilaian pribadi menjadi kata-kata seperti "kamu egois, pemalas, dan jorok".

"Hal seperti ini memang tidak terjadi dalam semalam. Tapi, kekesalan yang tumbuh sedikit demi sedikit ini lambat laun akan merusak pernikahan," kata Doares.

Jika kita dan pasangan terus-menerus saling mengkritik, hubungan kita mungkin akan bermasalah.

3. Bertengkar soal uang

Pada beberapa titik, hampir setiap pasangan akan bertengkar tentang topik sensitif keuangan.

Namun, ketika kita tidak sepakat soal cara mendapatkan, menyimpan, atau membelanjakan uang, ini akan menjadi masalah besar yang mengancam hubungan.

"Siapapun yang memiliki penghasilan tertinggi dalam hubungan tidak harus mengambil kendali penuh atas pengeluaran," kata Bonnie Winston, selaku pakar hubungan.

Menurutnya, sangat penting keputusan soal keuangan dibuat bersama, meski dalam konteks kecil seperti rencana berlibur atau berapa banyak uang yang dihabiskan untuk liburan.

Dia menyarankan masalah keuangan sebaiknya diurus oleh mereka yang lebih ahli.

Jadi, jika pasangan lebih baik dalam masalah keuangan, biarkan dia memutuskan bagaimana cara menghabiskannya. Sementara itu, kita hanya sekedar memberikan saran kepadanya.

4. Bertengkar karena hal yang sama berkali-kali

Entah karena masalah yang berat atau sepele, bertengkar karena hal yang sama berkali-kali sangat berbahaya bagi pernikahan.

Menurut The Gottman Institute, bertengkar karena hal yang sama berkali-kali menunjukan perbedaan gaya hidup dan kepribadian antara kita dan pasangan.

“Ini mungkin mengarah pada perceraian jika kamu membiarkan pertengkaran tersebut secara serius meningkat, terus berdebat, menutup diri, menolak untuk berbicara, atau menyalahkan secara berlebihan,” kata Marni Feuerman, seorang psikoterapis berlisensi.

Ilustrasi pasangan belum move onZinkevych Ilustrasi pasangan belum move on
5. Salah satu pihak sering mengkritik

Negativitas dapat menyebabkan keruntuhan hubungan. Menurut penasihat pernikahan bernama David Simonsen, banyak perceraian terjadi karena kekecewaan dan kritik.

Kata-kata bisa menjadi hal yang menyakitkan dan berbahaya. Terlepas dari apakah pasangan kita mengolok-olok atau tidak menghargai kita, kita dapat sangat terpengaruh oleh kata-katanya.

"Kata-kata dan nada yang kita gunakan bisa cukup kuat untuk menyebabkan seseorang menerima rasa sakit emosional dan bahkan kerusakan psikologis," kata Gary Brown, seorang terapis pasangan di Los Angeles.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com