Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2019, 12:48 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli telah lama mengklaim konsumsi banyak gula sangat berbahaya bagi kesehatan.

Mengonsumsi makanan manis berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan fungsi otak yang buruk.

Kandungan kalori dalam gula yang tinggi juga dapat menyebabkan obesitas.

Namun, banyak orang percaya madu sebagai "gula alami" yang lebih bergizi dan aman untuk kesehatan.

Konsumsi madu memang lebih baik daripada gula buatan seperti sirup jagung yang mengandung fruktosa tinggi.

Inilah sebabnya mereka yang melakukan diet paleo menggunakan madu sebagai pemberi rasa manis pada makanan yang dikonsumsinya.

Madu adalah cairan manis dan kental yang dihasilkan oleh lebah madu pekerja dari nektar bunga.

Rasa dan warnanya bervariasi tergantung pada bunga yang dikunjungi lebah saat mengumpulkan madu. Madu bunga jeruk, misalnya, terbuat dari lebah yang menyerbuki tanaman jeruk.

Lalu, peternak mengekstraksi sarang lebah berisi madu untuk menghilangkan zat pada seperti lilin.

Bagi mereka yang punya masalah dengan gigi, rasa manis pada madu tak akan membuat gigi sakit.

Baca juga: Redakan Batuk dan Jerawat, Kenali Manfaat Alami Madu

Riset yang telah diterbitkan dalam Journal of Strength and Conditioning Research telah membuktikan manfaat madu untuk kinerja dalam berolahraga.

Riset dilakukan dengan merekrut sembilan atlet balap sepeda yang diberikan satu sendok makan madu, dekstrosa (suatu bentuk glukosa), atau gel plasebo.

Ketiga jenis zat tersebut diberikan sebelum dan saat peserta melakukan olahraga sepeda interval 10 mil dari balapan 40 mil yang disimulasikan.

Hasilnya, mereka yang mengonsumsi plasebo memiliki kinerja yang lebih buruk.

Sementara mereka yang mengonsumsi madu dan dekstrosa sama-sama meningkatkan kecepatan dan kekuatan menjelang akhir uji coba.

Temuan ini menunjukkan, gula alami seperti madu sama efektifnya untuk membantu atlet ketahanan, termasuk pelari.

Baca juga: Madu dan Gula Pasir, Kunci Kelembapan Bibir Ala Tatjana Saphira

"Pada akhirnya, karbohidrat apa pun dapat digunakan untuk memasok energi kepada para atlet," kata Lori Nedescu, seorang ahli diet olahraga.

Menurut Nedescu, caranya adalah memastikan kita dapat mentolerir sumber karbohidrat di bawah tekanan kinerja tinggi.

Sementara itu, madu dapat ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan orang karena rasio fruktosa dan glukosanya.

Ada bukti lain yang menunjukan manfaat madu untuk kinerja tubuh. Satu studi menunjukkan, mengonsumsi madu setelah berolahraga dapat meningkatkan kinerja daya tahan berikutnya dibandingkan dengan hanya minum air putih.

Menurut Nedescu, orang perlu segera mengisi kembali glikogen otot mereka yang terkuras setelah olahraga yang panjang dan berat.

"Sumber-sumber sederhana yang dapat dicerna dengan cepat, seperti madu, menghasilkan energi terbaik," ucap Nedescu.

Jadi, sesendok madu setelah olahraga adalah cara mudah untuk kembali mendapatkan energi.

Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat glikemik rendah seperti madu sebelum olahraga  juga terbukti meningkatkan kinerja daya tahan, membantu menjaga kadar gula dan mengubah pemanfaatan bahan bakar selama olahraga.

Nedescu mengatakan, mengisi energi dengan sumber gula seperti madu sebelum berolahraga adalah cara mudah untuk memastikan tubuh mampu bekerja keras.

Ilmuwan Jerman juga menemukan laki-laki yang mengonsumsi sekitar tiga sendok makan madu 90 menit sebelum berolahraga sepeda, mengalami lebih sedikit stres oksidatif dan kerusakan DNA karena efek latihan.

Periset menduga, antioksidan alami yang terdapat dalam madu dapat berperan dalam membantu mengurangi beberapa dampak yang kurang diinginkan dari olahraga yang intens pada tubuh seperti peradangan.

Bisa jadi, mengonsumsi antioksidan lain seperti bluberry sebelum berolahraga juga memiliki manfaat yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com