Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Kantong Kresek, ini 5 Bahan Mengandung Plastik

Kompas.com - 08/03/2019, 13:57 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Untungnya, tak semua kantong teh mengandung bahan plastik. Kantong teh dengan bahan polypropylene, yang merupakan plastik penyegel untuk menyatukan isinya, inilah yang berkontribusi besar pada pencemaran laut.

Pada tahun 2018, kelompok lingkungan "38 Degrees" meluncurkan petisi yang menyerukan produsen teh besar, untuk mengeluarkan plastik dari semua kantong tehnya.

Mereka minta para produsen teh menggunakan produk biodegradable yang lebih ramah lingkungan.

Petisi itu mengumpulkan lebih dari 177.000 tanda tangan dan banyak produsen teh sejak itu mengungkapkan rencana untuk memproduksi kantong teh bebas plastik.

Baca juga: Mencairkan Perbedaan Pandangan Lewat Teh...

4. Bulu binatang buatan

Seiring semakin banyaknya merek fesyen yang melarang penggunaan bulu binatang, penggunaan bulu binatang palsu telah melonjak.

Banyak rumah mode ternama yang mulai beralih menggunakan bulu binatang imitasi dalam produk mereka demi kelestarian hewan.

Ini mungkin tampak seperti ide yang baik. Namun, anggota parlemen Mary Creagh mengatakan, bulu binatang palsu itu dibuat dari serat buatan seperti poliester.

Bentuk poliester yang paling umum adalah polietilen tereftalat, plastik yang terbuat dari minyak mentah yang juga digunakan untuk membuat botol kecap.

"Fashion memberi tahu kita bahwa kita dapat memiliki apa pun yang kita inginkan, bahwa kita tidak ingin membunuh hewan untuk memiliki bulu kita," ucap Creagh.

Namun Creagh menambahkan, semua itu mengakibatkan peningkatan emisi karbon yang dihasilkan dari proses ekstraksi bahan untuk alternatif pengganti bulu binatang asli.

Baca juga: Banyak Label Fesyen yang Tak Lagi Pakai Bahan Bulu Binatang

5. Glitter

Ini mungkin terlihat tak masuk akal. Namun, benda berkilau itu sebagian besar terbuat dari plastik.

Oleh karena itu, para ilmuwan pada November 2017 menyerukan agar item berkilau itu dilarang karena dampaknya pada lingkungannya.

"Saya pikir semua glitter harus dilarang, karena ini plastik," kata antropolog lingkungan bernama Dr Trisia Farrelly saat itu.

Menurutnya, glitter berbahan plastik ini juga terdapat pada kosmetik yang kerap digunakan banyak orang.

Glitter juga kerap dipakai sebagai bahan kostum. Lebih dari 60 festival di Inggris telah berjanji untuk melarang glitter sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi limbah plastik sekali pakai di tahun 2021.

Sayangnya, ini bukan hal yang mudah karena tak semua orang sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan.

Untungnya, beberapa perusahaan berupaya untuk menciptakan alternatif berkelanjutan dengan memakai bahan ramah lingkungan dan biodegradable.

Baca juga: Kampanye Kurangi Sampah Plastik dari Arena Konser

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com