PALEMBANG, KOMPAS.com - Seorang gadis berkulit putih berjalan melintasi catwalk berlantai hitam mengkilat di pusat perbelanjaan Palembang Icon, Minggu (10/3/2019).
Bot hitam yang menutupi sebagian betisnya, terlihat senada dengan dress hitam berlengan tigaperempat yang dikenakannya sore itu.
Pada bahu kiri pakaian itu terlihat ornamen kain yang disusun membentuk garis beraksen yang bersambung seolah melilit hingga ke bagian bawah roknya.
Sementara di pinggul kanan tersemat selembar kain panjang yang tersusun dari sambungan kain-kain beraneka motif.
Lalu, rambut panjang perempuan itu pun diikat dengan tali yang menjuntai, senada dengan aksen pada pakaiannya.
Perempuan itu adalah salah satu dari delapan peragawan/peragawati yang mengenakan pakaian karya desainer Hilda Amalia, yang menggunakan brand HYS untuk karya-karyanya.
Dia adalah salah satu dari sekian banyak perancang busana yang ambil bagian dalam perhelatan tahunan Palembang Fashion Week 2019.
Kreasi Hilda menjadi amat mengundang perhatian, sebab perempuan ini menggunakan bahan limbah, perca, dan daur ulang.
Ada delapan koleksi yang disuguhkan Hilda di atas catwalk PFW 2019, sore tadi.
Baca juga: Pemprov Sumsel Resmi Jadikan Palembang Fashion Week Jadi Ajang Tahunan
"Konsep desainnya ya dari kain perca dibikin baju, bisa dari baju yag lama, sisa sisa kain, kita olah jadi baju yang baru," kata Hilda yang dijumpai usai pertunjukan.
Hilda mengaku menggunakan beragam kain sisa untuk kreasi-kreasinya itu. "Ada dari bekas jumputan juga, ada bekas batik. Pokoknya banyak deh," ujar dia.
Hilda mengaku membuat sederet koleksi itu dengan sebuah kesadaran tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.
"Karena, kalo aku baca-baca artikel, tekstil itu limbahnya terbesar nomor dua di dunia," kata dia.
Dia berharap, kreasi yang dibuatnya di kesempatan ketiga PFW ini mampu memotivasi kaum muda untuk terus berkarya sambil menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
"Konsep kali ini saya persiapkan hanya sebulan. Proses jahitnya hanya dua minggu," kata dia.