BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Aqua

Berbagai Tindakan Sederhana untuk Mengurangi Penggunaan Plastik

Kompas.com - 11/03/2019, 08:11 WIB
Mico Desrianto,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masih segar dalam ingatan peristiwa kematian paus di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang ditemukan pada Senin (19/11/2018). Saat dibedah, peneliti menemukan sampah plastik 5,9 kilogram dalam organ paus malang tersebut.

Diwartakan Kompas.com (22/11/2018), para peneliti dan aktivis lingkungan pun menduga penyebab utama kematian mamalia itu adalah sampah plastik yang tak bisa dicerna oleh perut paus.

Banyaknya sampah plastik yang ada di perairan laut juga tak lepas dari meningkatnya jumlah sampah plastik dari tahun ke tahun di bumi. Data ScienceMag menyebutkan produksi sampah plastik dunia pada 1950 mencapai 2 juta ton per tahun.

Pada 2015 atau 65 tahun setelah itu, produksi sampah sudah 381 juta ton per tahun. Angka ini meningkat lebih dari 190 kali lipat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,8 ton per tahun.

Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) , sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Mengingat plastik merupakan bahan yang sulit terurai (hingga 70 tahun), limbah plastik yang menumpuk tersebut tentu memberikan efek domino terhadap lingkungan.

Maka dari itu, diperlukan berbagai upaya dan kesadaran untuk #Bijakberplastik. Berikut adalah beberapa cara sederhana untuk menekan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

1. Membawa kantong belanjaan sendiri

Membawa kantong belanja sendiri merupakan tindakan sederhana yang bisa dilakukan dalam mengurangi produksi sampah plastik. Keberadaan kantong belanja pribadi saat ini sangat mudah ditemukan, desainnya pun sudah beragam dan memiliki karakteristik yang praktis serta dapat dilipat hingga ukuran minimalis.

2. Kumpulkan untuk Daur ulang

Selain mengusahakan mengurangi penggunaan plastik, penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) bisa juga dapat dilakukan. Saat ini, ada banyak sekali kebijakan dari seluruh elemen (baik pemerintah atau swasta) dengan menghadirkan kemasan yang dapat didaur ulang.

Terlebih perusahaan global saat ini tengah berfokus pada konsep ekonomi sirkular yang memiliki tujuan mengurangi emisi limbah serta efisiensi dalam hal eksploitasi sumber daya alam.

Salah satu contohnya adalah produk Aqua. Produsen air minum dalam kemasan ini telah menghadirkan botol 1,1 liter 100 persen bahan plastik daur ulang.

Kemasannya juga dapat kembali didaur ulang, tanpa label dan tanpa motif tambahan. Inovasi ini merupakan yang pertama di Indonesia dan sudah diterapkan pada awal tahun ini di Bali dan akan segera menyusul di Jakarta.

3. Tidak menggunakan sedotan atau sendok berbahan plastik

Bisnis kuliner menjadi wilayah yang kerap menggunakan kemasan berbahan plastik. Kantong, sedotan, gelas hingga sendok berbahan plastik menjadi hal yang lumrah ditemukan saat mengunjungi tempat kuliner.

Maka dari itu hal sederhana selanjutnya adalah memulai untuk menghentikan ketegantungan akan barang-barang tersebut.

4. Tanam kebiasaan memasak dan makan di rumah

Kebiasaan membeli makanan dalam kemasan tidak hanya akan menambah beban jumlah sampah plastik, tapi juga berdampak pada kesehatan.

Maka tidak ada salahnya untuk memperbanyak konsumsi makanan segar. Penelitian di Portland, Amerika Serikat menunjukan bahwa menggunakan makanan segar dapat menghemat pengeluaran sekitar 30-60 persen.

Perubahan besar dimulai dari hal yang kecil seperti mulai melalui diri sendiri. Sudah saatnya sadar betapa pentingnya menjaga keseimbangan alam untuk generasi penerus. Sayangi dan jaga lingkungan laut di sekitar kita.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com