Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2019, 15:29 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber DMarge

KOMPAS.com - "Saya tidak makan nasi, sedang diet rendah karbohidrat". Kalimat tersebut seringkali kita dengar pada mereka yang tengah menurunkan berat badan. 

Karbohidrat memang sering dianggap musuh oleh mereka yang tak ingin berat badannya bertambah.

Graeme Tomlinson, personal coach dan pakar nutrisi yang memiliki lebih dari 350.000 pengikut di Instagram menjelaskan mitos di balik isu karbohidrat yang membuat seseorang gemuk.

Dilansir dari Dmarge, konotasi negatif karbohidrat terhadap berat badan sudah terjadi selama 30 tahun terakhir. Padahal, faktanya berbeda.

Jika karbohidrat tidak jahat, lalu mengapa banyak orang menguranginya? Adalah kepadatan kalori di dalam karbohidrat yang perlu diperhatikan.

Ilustrasi karbohidratInstagram @thefitnesschef_ Ilustrasi karbohidrat

"Pizza, pasta, keripik, roti, dan kue-kue semuanya termasuk di dalam payung isu 'Jangan makan itu karena ada karbohidrat dan kamu akan menjadi gemuk'. Namun, jika kita memeriksa bahan-bahan yang tepat dalam makanan seperti itu, kita dapat segera menyatakan karbohidrat bukan satu-satunya variabel kalori," katanya.

Contoh yang ditampilkan di sebelah kanan ilustrasi di atas, misalnya, disebut mewakili makanan yang mengandung kalori dari karbohidrat, protein dan lebih tepatnya, lemak--yang menampung kepadatan kalori.

Baca juga: Di Balik Lezatnya Kombinasi Lemak dan Karbohidrat

Tomlinson menambahkan, ada 9 kalori per satu gram lemak, sementara hanya ada 4 kalori per gram protein dan karbohidrat.

"Karena itu, keberadaan protein dan lemak (melalui bahan tambahan) dalam makanan akan meningkatkan nilai kalori keseluruhannya. Keseimbangan kalori (dari setiap rasio makronutrien) menentukan komposisi tubuh, bukan karena karbohidrat," katanya.

Tomlinson melanjutkan, pikiran soal karbohidrat yang akan membuat gemuk pun juga berbahaya, karena buah-buah dan sayuran ada yang mengandung karbohidrat.

"Dengan berpikir karbohidrat dalam pandangan seperti itu, seseorang akan secara tidak sengaja mengklaim bahwa 'brokoli membuat gemuk', dan itu berbahaya," tambah Tomlinson.

Menurutnya, rahasia untuk mengurangi lemak tubuh adalah keseimbangan, di mana membakar lebih banyak energi daripada yang dikonsumsi.

Memotong karbohidrat dapat menyebabkan defisit kalori, hal yang sama jika lemak dan protein dihilangkan.

Kamu juga tidak bisa menghilangkan setiap makronutrien tersebut, karena hampir di setiap makanan mengandung ketiganya.

Oleh karena itu, menurut Tomlinson, pendekatan paling realistis adalah memperhatikan nilai kalori keseluruhan makanan.

Baca juga: Mana yang Lebih Ampuh Turunkan Berat Badan, Diet Keto atau Vegetarian?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com