Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2019, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sama seperti rencana diet lainnya, diet dengan puasa intermiten tak cocok untuk semua orang.

"Wanita hamil, anak-anak, penderita diabetes, dan mereka yang memiliki kecenderungan makan tidak teratur harus menghindari puasa intermiten, kata Allen.

Namun, Fung mengatakan banyak atlet menggunakan pola diet puasa ini untuk meningkatkan kinerja jangka panjang.

"Olahraga dalam keadaan berpuasa memungkinkan kita untuk berlatih lebih keras dan pulih lebih cepat," ucapnya.

Ini terjadi karena perubahan hormonal puasa secara fisiologis. Selama puasa, hormon noradrenalin (neurotransmitter yang terlibat dalam respons "fight or flight" dan tingkat simpatetik (di mana saraf otot dipertahankan terutama oleh impuls dari sistem saraf simpatik) meningkat.

Inilah yang memungkinkan lebih banyak energi dan kemampuan untuk berlatih lebih keras. Apalagi, jumlah hormon pertumbuhan manusia meningkat sehingga pemulihan lebih cepat.

Baca juga: 3 Kelompok Orang yang Boleh Mencoba Diet Puasa

"Orang yang berolahraga secara teratur seperti pelari membutuhkan karbohidrat untuk bahan bakar, karena karbohidrat paling mudah dimetabolisme menjadi energi oleh tubuh," kata Allen.

Menurutnya, tubuh atlet membutuhkan bahan bakar reguler untuk melakukan yang terbaik.

"Kontrol gula darah, kesehatan mental (otak membutuhkan glukosa), dan tingkat energi semuanya dapat dipengaruhi secara negatif dengan puasa intermiten,” ucapnya.

Oleh karena itu, sebelum melakukan puasa intermitten alangkah baiknya kita berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi atau orang yang profesional.

Diet terbaik yang bermanfaat untuk kita adalah pola diet yang benar-benar memberi manfaat untuk tubuh kita.

Jadi, jika melakukan puasa intermitten hanya membuat kita lemas dan mempengaruhi kinerja, sebaiknya kita tak melakukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com