Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2019, 07:43 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com — Berpisah dengan orang yang kita cintai memang menyakitkan. Namun, terkadang kisah asmara memang tak selalu berakhir bahagia.

Ya, putus cinta sangat menyakitkan. Bahkan, dalam beberapa kasus bisa berakibat depresi.

Seorang psikolog bernama Guy Winch mengatakan, berpisah dengan orang yang kita cintai bisa memengaruhi diri kita jauh lebih parah daripada yang kita sadari.

Menurutnya, putus cinta dapat mengaktifkan mekanisme yang sama pada otak, persis seperti yang terjadi ketika pencandu mengalami penarikan atau putus obat dari zat kokain atau opioid.

Putus obat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sindrom dari efek yang disebabkan oleh penghentian pemberian obat.

Pencandu yang mengalami gejala putus obat akan merasakan sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti sakit kepala, diare, atau gemetar (tremor).

Nah, kesamaan ini pun telah dibuktikan lewat studi pemindaian MRI otak fungsional.

"Dengan kata lain, cinta itu membuat ketagihan, dan patah hati menyebabkan kita mengalami reaksi serupa putus obat yang kuat," ucapnya.

Baca juga: Patah Hati Bisa Memiliki Efek Seperti Serangan Jantung

Menurutnya, inilah yang membuat banyak orang masih terobsesi dengan mantan kekasih seolah-olah mereka adalah obat yang telah dihilangkan.

"Ini juga mengapa sangat sulit untuk berpindah hati ke orang lain karena kita cenderung berpikir mantan kita adalah sosok ideal," katanya.

Akibatnya, ini mendistorsi ingatan kita tentangnya dengan meyakinkan diri kita bahwa sang mantan adalah orang yang tepat untuk menemani hidup kita meski ada banyak waktu menyakitkan saat bersamanya.

"Kita harus memastikan setiap pemikiran yang kita miliki tentang mantan kekasih adalah hal yang realistis dan seimbang," ucap Winch.

Jika pikiran kita tiba-tiba teringat momen manis saat bersamanya, kata Winch, kita perlu mengingat kenangan pahit saat bersamanya.

"Jika kau mendambakan pelukan manisnya, kau harus ingat hari-hari ketika dia menyakiti hati kita dan membuat kita bersedih," ucapnya.

Bagi mereka yang benar-benar berjuang untuk menerima kenyataan akan cinta yang kandas, Winch menyarankan untuk menuliskan daftar semua alasan mengapa hubungan itu gagal.

Orang yang paling susah move on biasanya adalah mereka yang merasa "dicampakkan" dan menghabiskan hari-hari dengan menyedihkan.

Sementara itu, pihak yang memutuskan hubungan bisa dengan mudah menjalani hari-harinya. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Menurut Winch, untuk bangkit dari cinta yang kandas, kita harus sepenuhnya memahami apa yang membuat kita dan mantan kekasih tak cocok. Semua itu harus kita lakukan agar cepat move on.

Meski sebagian besar orang berpikir perpisahan ini terjadi secara tiba-tiba, menurut Winch, pihak yang memutuskan hubungan mungkin telah secara emosional melepaskan diri dalam hubungan untuk waktu yang lama.

Baca juga: 8 Cara Mudah yang Ampuh Usir Patah Hati

"Pada saat perpisahan terjadi, mereka pada dasarnya telah melepaskan diri dari hubungan itu. Namun, pihak yang diputuskan baru mengetahuinya dan berada dalam tahap awal kesedihan dan kehilangan," ucapnya.

Banyak orang yang bingung karena satu minggu sebelum meminta putus, biasanya mantan mereka akan bersikap penuh kasih sayang. Namun, semua itu hanya pura-pura dan bukan hal yang tulus dari hati.

Winch mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat orang sulit move on. Untuk mengatasinya, berikut tipsnya.

1. Jangan memeriksa media sosialnya. Melihat media sosial mantan kekasih justru membuat kita semakin sulit melupakannya.

Kita justru selalu memikirkannya dan hanya membuat kita lebih sulit untuk berhenti memikirkan hubungan yang telah kandas.

2. Berhenti bertanya mengapa perpisahan terjadi. Ini akan membuat sang mantan terus ada di pikiran kita. Terima penjelasan apa pun yang sesuai dengan fakta dan jaga harga diri kita.

Kita bisa melakukannya dengan berpikir si dia ingin mengakhiri hubungan karena tak mau berkomitmen, membuat keputusan karena emosi dan suatu saat akan menyesal, atau dia bukan jodoh yang tepat untuk kita.

3. Buat daftar kompromi yang telah kita buat dalam hubungan sehingga kita tak akan mengulanginya lagi.

4. Lakukan kembali hal-hal yang kita sukai dan menyenangkan. Memiliki aktivitas positif adalah cara penting untuk memberi sinyal kepada diri sendiri bahwa kehidupan terus berjalan.

6. Hapus semua hal yang mengingatkan tentangnya, seperti pesan darinya atau foto-fotonya.

7. Hubungi teman dan minta dukungan mereka. Patah hati adalah hal biasa dan semua orang punya cara sendiri untuk mengatasinya.

Baca juga: Benarkah Patah Hati Bisa Sembuh dalam 11 Minggu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com