“Apa yang kami temukan adalah tidak ada korelasi sama sekali antara harga yang dibayar oleh pelanggan, kualitas dan daya tahan produk,” kata Sumner.
Baca juga: 12 Februari 1947, Christian Dior Membuat Paris Dilirik Jadi Kiblat Fesyen
Ia menunjukkan bahwa kaus dari fast fashion yang dijual online lebih unggul daripada buatan desainer, yang notabene adalah produk berkinerja terburuk di semua tes yang dilakukan.
Ini kembali menunjukan, harga tidak memiliki korelasi dengan kualitas, daya tahan, atau keberlanjutan.
Sumner menyarankan kita untuk memeriksa situs merek dan melihat inisiatif apa yang telah mereka daftarkan - misalnya, rencana aksi pakaian berkelanjutan, perjanjian sukarela untuk mengurangi limbah yang dibuat dalam produksi garmen, dan pada akhir masa pakainya.
"Beberapa merek fast fashion melakukan beberapa hal luar biasa dalam hal keberlanjutan."
"Padahal beberapa merek mewah tampaknya tidak melakukan banyak hal sama sekali," tambah dia.
Fashion Revolution’s Transparency Index telah mengulas dan memberi peringkat 150 merek dan pengecer terbesar berdasarkan seberapa terbuka mereka tentang praktik industri yang dijalankan.
Hasilnya, tidak ada skor yang lebih tinggi dari 60 persen, dan rata-rata yang sangat tidak memadai adalah 21 persen.
Namun, label yang terbilang transparan adalah Adidas, Reebok, Puma, H&M, Esprit, Banana Republic, Gap and Marks & Spencer.
Tidak selalu seperti yang kita lihat, produk fast fashion dibuat lebih baik dan lebih tahan lama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.