Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2019, 14:14 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Setelah setahun, semua peserta dalam riset tak lagi melakukan perawatan disfungsi ereksi selama satu bulan.

Hasilnya, hampir 60 persen pria dalam kelompok satu kembali ereksi normal. Sementara itu, kurang dari 10 persen pria yang menggunakan Viagra sesuai kebutuhan memiliki kembali ereksi normal yang serupa.

Sildenafil memang tidak diresepkan untuk perawatan penis. Tapi, riset ini menunjukkan bahwa pria dapat menstimulasi kemampuan ereksi dengan sildenafil atau tadalafil yang merupakan bahan aktif dalam Cialis untuk mengatasi disfungsi ereksi.

"Pria memiliki lima atau enam ereksi setiap malam," kata Seth Cohen selaku ahli urologi.

Menurutnya, setiap ereksi dapat meningkatkan aliran darah ke penis hingga enam kali lipat.

"Jika ereksi sering berkurang atau kurang kuat, biasanyan terjadi penurunan oksigen yang dibawa darah ke jaringan penis dan, seiring waktu, jaringan penis akan kehilangan elastisitasnya sehingga ereksi semakin sulit dicapai," ucapnya.

Baca juga: Apakah Ukuran Penis Memengaruhi Kesuburan Pria?

3. Berhenti merokok

Merokok tak hanya meningkatkan risiko kematian dini tetapi juga mengurangi kemampuan ereksi.

Hal ini telah dibuktikan lewat riset 2011. Pada hari pertama riset, peserta diminta untuk menonton film porno dengan menggunakan Plethysmograph - alat untuk mengukur perubahan volume di dalam organ atau seluruh tubuh - pada penis untuk mengukur perubahan lingkar dan kekerasan penis.

Kemudian, peserta diminta menghentikan kebiasaan merokok selama delapan minggu ke depan.

Hasilnya, hampir sepertiga dari peserta yang berhasil berhenti merokok memiliki ereksi yang lebih penuh daripada sebelumnya.

Sementara itu, 75 persen dari peserta yang berhenti merokok dan pernah mengalami disfungsi ereksi pada awal riset, mulai berkurang gejalanya.

"Merokok mengurangi jumlah oksigen yang mencapai penis, yang dapat menyebabkan jaringan parut dan hilangnya elastisitas," ucap direktur Ro's Clinical, Tzvi Doron.

Doron menambahkan, merokok juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan mengurangi oksigen yang mencapai penis, mengurangi jumlah oksida nitrat kimia yang tersedia.

Oksida nitrat kimia ini diperlukan untuk menghasilkan ereksi serta mengirim nikotin dan karbon monoksida ke jaringan, yang mengganggu ereksi.

Baca juga: Bagaimana Kesehatan Pria Dinilai dari Kondisi Mr. P-nya?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com