Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2019, 14:14 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar buruk bagi para pria. Seiring berjalannya waktu, kondisi penis akan mengalami penurunan.

Yah, Mr P yang kita banggakan nampaknya juga mengalami penuaan. Jadi, bertambahnya usia akan menurunkan sensitifitas dan kekuatan serta memperkecil ukuran penis.

Namun jangan terlalu khawatir dulu. Pasalnya, ada cara khusus untuk melindungi simbol kejantanan pria dari kerusakan karena penuaan.

Baca juga: Perubahan yang Terjadi pada Penis Saat Pria Menua

Berikut cara melindungi kondisi penis dari penuaan.

1. Rawat

Ilustrasi celana dalamshutterstock Ilustrasi celana dalam
Menumbuhkan jenggot biasanya membuat pria terlihat lebih tua. Sedangkan memangkasnya  membuat wajah terlihat lebih muda.

Hal yang sama juga berlaku untuk simbol kejantanan ini. Agar tampilan penis terlihat lebih fresh, semua itu tergantung pada grooming di area vital.

Jadi, merapikan rambut kemaluan akan membuatnya terlihat lebih muda. Namun, jangan potong seluruh rambut kemaluan. Sisahkan 2,5 sentimeter untuk menciptakan ilusi Mr P yang lebih besar.

Secara otomatis, cara ini akan membuat simbol kejantanan terlihat lebih indah. Setelah mencukurnya, aplikasikan pelembab agar tampilan kulit di sekitarnya lebih baik dari sebelumnya.

Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis di Departemen Dermatologi Mount Sinai Hospital, menyarankan pria agar mengoleskan lotion ringan daripada krim atau salep yang berat, yang dapat membuat kulit lembab dan lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri atau jamur berlebih.

Baca juga: 7 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mencukur Rambut Kemaluan

2. Lakukan stimulasi

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Sildebafil alias bahan aktif dalam viagra biasanya dikonsumsi sebelum berhubungan seks untuk meredakan gejala disfungsi ereksi.

Tapi, riset 2004 yang dipresentasikan dalam American Urological Association menunjukan, mengonsumsi viagra secara rutin dapat mengembalikan ereksi seperti masa muda, bahkan efeknya bisa tetap berlaku meski kita berhenti mengonsumsinya.

Riset dilakukan dengan membagi pria yang telah mengalami disfungsi ereksi selama enam bulan atau lebih menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama mengonsumsi Viagra dosis 50 miligram pada waktu tidur. Kelompok dua menggunakan 50 hingga 100 miligram Viagra ketika mereka membutuhkannya. Kelompok ketiga sama sekali tidak mengonsumsinya.

Setelah setahun, semua peserta dalam riset tak lagi melakukan perawatan disfungsi ereksi selama satu bulan.

Hasilnya, hampir 60 persen pria dalam kelompok satu kembali ereksi normal. Sementara itu, kurang dari 10 persen pria yang menggunakan Viagra sesuai kebutuhan memiliki kembali ereksi normal yang serupa.

Sildenafil memang tidak diresepkan untuk perawatan penis. Tapi, riset ini menunjukkan bahwa pria dapat menstimulasi kemampuan ereksi dengan sildenafil atau tadalafil yang merupakan bahan aktif dalam Cialis untuk mengatasi disfungsi ereksi.

"Pria memiliki lima atau enam ereksi setiap malam," kata Seth Cohen selaku ahli urologi.

Menurutnya, setiap ereksi dapat meningkatkan aliran darah ke penis hingga enam kali lipat.

"Jika ereksi sering berkurang atau kurang kuat, biasanyan terjadi penurunan oksigen yang dibawa darah ke jaringan penis dan, seiring waktu, jaringan penis akan kehilangan elastisitasnya sehingga ereksi semakin sulit dicapai," ucapnya.

Baca juga: Apakah Ukuran Penis Memengaruhi Kesuburan Pria?

3. Berhenti merokok

ilustrasi rokokshutterstock ilustrasi rokok
Merokok tak hanya meningkatkan risiko kematian dini tetapi juga mengurangi kemampuan ereksi.

Hal ini telah dibuktikan lewat riset 2011. Pada hari pertama riset, peserta diminta untuk menonton film porno dengan menggunakan Plethysmograph - alat untuk mengukur perubahan volume di dalam organ atau seluruh tubuh - pada penis untuk mengukur perubahan lingkar dan kekerasan penis.

Kemudian, peserta diminta menghentikan kebiasaan merokok selama delapan minggu ke depan.

Hasilnya, hampir sepertiga dari peserta yang berhasil berhenti merokok memiliki ereksi yang lebih penuh daripada sebelumnya.

Sementara itu, 75 persen dari peserta yang berhenti merokok dan pernah mengalami disfungsi ereksi pada awal riset, mulai berkurang gejalanya.

"Merokok mengurangi jumlah oksigen yang mencapai penis, yang dapat menyebabkan jaringan parut dan hilangnya elastisitas," ucap direktur Ro's Clinical, Tzvi Doron.

Doron menambahkan, merokok juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan mengurangi oksigen yang mencapai penis, mengurangi jumlah oksida nitrat kimia yang tersedia.

Oksida nitrat kimia ini diperlukan untuk menghasilkan ereksi serta mengirim nikotin dan karbon monoksida ke jaringan, yang mengganggu ereksi.

Baca juga: Bagaimana Kesehatan Pria Dinilai dari Kondisi Mr. P-nya?

4. Konsumsi air yang cukup

Ilustrasi minum airshark_749 Ilustrasi minum air
Setiap hari, kita disarankan untuk minum minimal delapan gelas air sehari. Mencukupi asupan cairan rubuh merupakan hal penting untuk menjaga fungsi tubuh, termasuk menjaga kemampuan ereksi.

Menurut riset yang dilakukan oleh ahli fisiologi Perancis Simon Thornton, penurunan jumlah sel darah merah dan plasma yang beredar di dalam tubuh dapat menyebabkan penis melemah.

Dalam riset ini, Thornton berfokus pada penyebab mengapa minum air yang cukup setiap hari sangat bermanfaat.

Ketika mengalami dehidrasi, kita menghasilkan jumlah angiotensin yang lebih besar, sejenis hormon yang umumnya ditemukan pada pria yang mengalami kesulitan mencapai ereksi.

Kemampuan untuk menyuplai keburuhan aliran darah ke seluruh tubuh, kata pakar kesehatan seksual yang bernama Dr. Michael Reitano, dapat terganggu saat mengalami dehidrasi.

"Penis mungkin menjadi prioritas utama Anda, tetapi jantung, ginjal, hati, dan organ lain yang dibutuhkan untuk bertahan hidup akan selalu menjadi yang utama," tambahnya.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Berhubungan Seks?

5. Perhatikan kualitas tidur

Ilustrasi tidur dengan pasangan Ilustrasi tidur dengan pasangan
Kurang tidur terkait dengan sejumlah masalah kesehatan yang memicu masalah seksual seiring bertambahnya usia, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes dan sleep apnea.

Kurang tidur dapat mengurangi jumlah testeron yang diproduksi dan dapat diakses oleh tubuh. Inilah yang dapat mempengaruhi kemampuan penis.

Riset 2011 yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association membuktikan, kurang tidur selama satu minggu (kurang dari 5 jam tidur malam), membuat pria mengalami penurunan testosteron 15 persen lebih sedikit dari biasanya.

Bahkan, riset dari Baylor College of Medicine di Houston pada tahun 2018 juga membuktikan adanya kaitan antara kualitas tidur dan kemampuan ereksi pria.

Baca juga: 5 Hal Tak Terduga yang Bisa Menyebabkan Penis Mengecil

6. Rutin berhubungan seks

Godaan untuk bercintaAntonioGuillem Godaan untuk bercinta
Bagi pria yang telah menikah, ruit berhubungan seks adalah cara untuk meningkatkan kemampuan penis.

Sebuah studi Finlandia yang diterbitkan dalam The American Journal of Medicine menunjukkan, melakukan hubungan seks seminggu sekali dapat mengurangi risiko pria mengalami disfungsi ereksi.

Riset yang dilakukan di tahun 2008 itu juga membuktikan, semakin sering pria berhubungan seks, semakin meningkat kemampuan ereksi mereka.

Dalam sebuah riset yang ditulis ahli seksualitas bernama Juha Koskimäki, aktivitas seksual yang berkelanjutan mengurangi disfungsi ereksi.

Untuk menjaga penis dalam kondisi prima,lakukan hubungan seks secara rutin, setidaknya sekali dalam seminggu.

Baca juga: Berapakah Ukuran Normal Mr P?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com