Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sukses "Merek Bandung" PMP Jadi Koleksi Outlet Dunia

Kompas.com - 18/03/2019, 08:02 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Akhir Juni 2018 silam, adalah hari membahagiakan bagi pemilik merek Pot Meets Pop (PMP) Hendry Sasmitapura.

Saat itu, awal mula Hendry bertemu dengan tim buyer dari jaringan besar ritel fesyen Amerika Serikat -bahkan dunia, Urban Outfitters (UO) di acara Agenda Show di Long Beach, Amerika Serikat.

Baca juga: Pot Meets Pop, Merek Denim Bandung yang Wakili Indonesia ke AS

Urban Outfitters adalah perusahaan ritel multinasional AS yang menyediakan barang-barang kebutuhan lifestyle.

Kantor pusatnya berada di Philadelphia, Pennsylvania, dan jaringan ritel Urban Outfitters tersebar luas tak hanya di AS, tapi kota-kota besar dunia.

Saat itu, pihak UO mengaku tertarik dengan beberapa produk yang dibawa perwakilan Indonesia ini, dan akan melakukan kontak lanjutan.

“Saya bertemu dengan Urban di hari kedua pameran (29 Juni 2018)."

"Lalu kami bertukar kartu nama, saat itu gak terlalu berharap, karena Urban (ritel) besar banget.”

Begitu kata Hendry kepada Kompas.com di kantornya, Jalan Kembar Tengah Kota Bandung, belum lama ini. 

Sepulangnya ke Indonesia, Hendry mengirim email ke UO untuk menindaklanjuti kemungkinan kerja sama. Namun surat elektronik itu tak kunjung dibalas.

“Mungkin perlu perjuangan lebih. Coba lagi deh email sekali lagi, ternyata dibales, itupun setelah beberapa minggu,” ucap dia.

Setelah saling membalas email, terjalinlah kerja sama antara keduanya. UO tertarik membeli sekitar 350an pieces dari 15 artikel PMP.

Baca juga: 3 Brand Streetwear Indonesia Mendunia, Isi Koleksi Urban Outfitters

“Desain yang waktu itu dipajang lebih dari 30 artikel, yang mereka pilih 15 artikel,” ungkap dia.

Pria kelahiran Bandung, 27 Februari 1986 ini berharap kerja sama dengan UO akan berlangsung panjang, karena proses menjadi vendor UO tidaklah mudah. 

"Prosesnya ribet. Harus register jadi vendor dulu. Terus Urban detail banget. Misalnya di care label, keterangan bahan harus ada lima bahasa."

"Lalu sistem barcode, packaging, hingga box pengirimannya sangat detail,” kata Hendry.

Produk terpilih 

Salah satu koleksi PMP yang diminati jaringan besar ritel fesyen Amerika Serikat, Urban Outfitters.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Salah satu koleksi PMP yang diminati jaringan besar ritel fesyen Amerika Serikat, Urban Outfitters.

Hendry menjelaskan, produk yang dipilih Urban Outfitters merupakan 15 artikel spring/summer 2019 PMP.

Untuk koleksi tersebut, PMP mengeluarkan produk yang colorful. Misal pemilihan warna kuning dalam koleksinya untuk pakaian atasan dan bawahan. 

Padahal sebelumnya, PMP tak pernah membuat pakaian berwarna kuning. Alasannya, karena sangat berisiko.

“Tapi ternyata produk ini sangat diminati Urban. Bahkan mereka mem-push jaket kuning ini di web mereka,” ungkap dia.

Baca juga: Ide Patchwork Elhaus dari Indonesia Tarik Perhatian Urban Outfitters

Selain itu, produk yang dipilih adalah pakaian berbahan denim, kaus, dan beberapa desain lainnya dengan warna yang beragam. 

Untuk harga kaus dia jual 32 dollar AS, jins 95-135 dollar AS, dan jaket 100 dollar AS.

Produk tersebut, sambung Hendry, belum dijual di Indonesia.

Ia baru akan meluncurkan produk spring/summer 2019 tersebut di Indonesia pada akhir Maret atau awal April tahun ini.

“Tadinya untuk launching di Indonesia, jaket kuning tersebut tidak akan diluncurkan. Tapi ternyata banyak yang nanya produk itu di Indonesia,” imbuhnya.

“Mungkin karena orang Indonesia latah. Jadi kalau sudah ada di luar negeri, mereka mau beli,” tambahnya.

Iseng 

Salah satu koleksi kemeja spring/summer 2019 yang dibawa mereka Pot Meets Pop ke ajang Agenda Show di Long Beach, California, Amerika Serikat.KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Salah satu koleksi kemeja spring/summer 2019 yang dibawa mereka Pot Meets Pop ke ajang Agenda Show di Long Beach, California, Amerika Serikat.

Hendry lalu menceritakan awal mula PMP terpilih menjadi satu dari lima produk Indonesia di ajang bergengsi streetwear internasional Agenda Show di Long Beach, Amerika Serikat.

“Awalnya saya di-Whatsapp teman, katanya Bekraf lagi open call untuk local brand ke Agenda Show di Amerika. Lalu saya iseng cobain, nothing to lose, dan saya isi semua formulirnya,” ucap Hendry.

Sejak awal mengisi formulir, ia merasa cukup percaya diri. Karena, menurut dia, PMP merupakan salah satu market leader merk lokal denim di Indonesia. 

Ia kemudian mendapat balasan email yang menyatakan lolos kurasi I.

Beberapa waktu kemudian, ia mendapat informasi lolos kurasi II hingga III, dan dipanggil Bekraf ke Jakarta. 

Baca juga: Kurasi Ketat Lahirkan 3 Duta Indonesia untuk Fesyen Streetwear Dunia

Tees dengan bahan berkualitas buatan dalam negeri dibawa Pot Meets Pop ke ajang Agenda Show 2018 di Long Beach, California, Amerika Serikat. KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Tees dengan bahan berkualitas buatan dalam negeri dibawa Pot Meets Pop ke ajang Agenda Show 2018 di Long Beach, California, Amerika Serikat.

“PMP lolos masuk lima besar. Kami excited banget akan ke US,” ungkap dia.

Rasa bahagia itu bercampur dengan rasa tegang. Karena dalam waktu dua bulan, PMP harus menyiapkan koleksi baru. 

“Sistemnya present upcoming collection. Kita harus present koleksi yang akan datang,” ujar lulusan Kuala Lumpur Metropolitan University College ini.

Ia bersama tim langsung "kebut" mengerjakan koleksi terbaru. Ada desain lama yang diaplikasikan dengan material dan warna baru. Ada pula desain baru. 

Setelah lepas dari stres produk, ia dihadapkan dengan persoalan visa ke AS. Karena terpotong libur lebaran, visa Hendry baru keluar H-2, sehingga harga tiket pesawat menjadi sangat mahal.

“Sebenarnya kami apply visa untuk dua orang. Tapi yang keterima hanya satu, punya saya. Jadi saya berangkat sendiri,” tutur dia.

Ia kemudian mengontak temannya yang sedang kuliah di AS, untuk menemaninya di Agenda Show tersebut.

Dari data Bekraf, lima orang yang mengikuti Agenda Show tersebut merupakan hasil seleksi atas 121 peserta di Indonesia.

Pada acara selama tiga hari itu, para buyer internasional bertemu langsung dengan para peserta yang memang sedang mencari peluang melebarkan pemasaran ke pasar internasional.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Ekonomi Kreatif RI (@bekrafid) on Jun 24, 2018 at 7:24am PDT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com