Selain itu, ada juga masalah dengan desain eksperimen. Demikian kata Chad Rethorst, peneliti di Southwestern Medical Center, Universitas Texas.
"Apa kondisi kontrol perbandingan? Pil plasebo mencegah orang mengetahui apakah mereka mendapatkan obat atau tidak, sehingga sulit untuk membuat mereka berolahraga," kata dia.
Kendati demikian, sejumlah ilmuwan telah menggabungkan hasil dari banyak studi kecil untuk melihat apakah efek keseluruhan.
Hasil dari penelitian tersebut, umumnya menemukan efek kecil hingga sedang dari olahraga, terhadap pengobatan depresi.
Lalu, bagaimana bukti itu diterjemahkan ke dunia nyata?
"Penanganan untuk depresi bekerja untuk beberapa orang, tetapi tidak untuk semua orang," kata Blumenthal.
Hal yang sama pun berlaku untuk beragam pengobatan medis, terapi bicara, dan olahraga itu sendiri.
Pasien yang depresi -secara natural, tidak termotivasi, kata Rethorst. Kondisi itu mengakibatkan mereka menjadi Sulit untuk melakukan aktivitas baru yang menantang.
Praktisi kesehatan mental -selama ini, mungkin menyebutkan olahraga sebagai salah satu alternatif penyembuhan untuk pasien mereka.
Baca juga: Kesepian Picu Berbagai Penyakit, dari Depresi hingga Kematian Dini
Tetapi, toh tetap tidak dapat diukur berapa dari mereka yang benar-benar "meresepkan" olahraga sebagai pengobatan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan