Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Minuman Manis Picu Risiko Kematian Dini?

Kompas.com - 20/03/2019, 09:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli telah lama mengklaim konsumsi makanan atau minuman tinggi gula sangat berbahya bagi kesehatan.

Kini, riset terbaru membuktikan, sering mengonsumsi minuman manis dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat penyakit kardiovaskular.

Mereka yang mengonsumsi minuman manis sebanyak dua kaleng atau lebih, 31 persen berisiko lebih tinggi untuk mengalami kematian dini akibat penyakit jantung.

Demikian kesimpulan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation.

Tak hanya itu, setiap porsi tambahan juga dikaitkan dengan peningkatan 10 persen risiko penyakit yang sama.

Riset yang dipimpin peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health juga menemukan, sering mengonsumsi minuman manis dapat meningkatkan kematian akibat kanker, hingga sebesar 18 persen.

Baca juga: Kebiasaan Sarapan dengan Teh Manis Memicu Kurang Gizi

"Hasil kami memberikan dukungan lebih lanjut untuk membatasi asupan minuman manis dan menggantinya dengan minuman lain, terutama air putih."

"Ini demi meningkatkan kesehatan dan umur panjang secara keseluruhan," kata salah satu peneliti Vasanti Malik.

Riset sebelumnya menemukan hubungan antara asupan minuman manis dan kenaikan berat badan.

Riset tersebut menunjukkan adanya risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke yang lebih tinggi serta mengarah pada kematian dini.

Demi menguji pengaruh minuman manis terhadap peningkatan risiko kematian, para peneliti menggunakan data dari 37.716 pria Amerika Serikat dalam Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan yang dimulai tahun 1986.

Riset juga menggunakan data dari 80.647 wanita AS dalam Nurses 'Health Study, yang dimulai pada tahun 1976. Kedua studi itu berakhir pada tahun 2014.

Peserta juga mengisi survei tentang pola makan mereka setiap empat tahun, dan menjawab pertanyaan tentang gaya hidup dan kesehatan mereka secara keseluruhan setiap dua tahun.

Dari sana ditemukan, meminum 1-4 minuman manis per bulan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian satu persen, daripada mereka yang meminumnya kurang dari sekali setiap bulannya.

Sementara itu, minum 2-6 kaleng per minggu mengalami peningkatan risiko kematian sebesar enam persen.

Mengonsumsi minuman manis 1-2 kaleng per hari meningkatkan risiko kematian hingga 14 persen, dan peningkatan 21 persen saat meminumnya sebanyak dua kaleng atau lebih per hari.

Layanan kesehatan nasional Inggris merekomendasikan orang dewasa untuk mengonsumsi tidak lebih dari 30 gram gula, baik yang ditambahkan ke makanan atau minuman, dalam sehari.

Baca juga: Meski Mengandung Gula, Jangan Takut Santap Banyak Buah

Untuk anak-anak berusia tujuh 7-10 tahun, mereka hanya disarankan mengonsumsi gula sebanyak 24 gram.

Anak-anak berusia empat tahunan hanya direkomendasikan mengonsumsi gula sebanyak 19 gram sehari.

Sebuah produk dianggap mengandung gula tinggi juga memiliki kandungan gula lebih dari 22,5 kilogram per 100 gram sajian.

Sementara itu, produk rendah gula hanya adalah produk yang mengandung lima gram dalam setiap 100 gram sajian.

Peneliti menemukan, mengganti minuman mengandung pemanis dari gula dan minuman dengan pemanis buatanjuga dikaitkan dengan risiko kematian dini yang rendah.

Namun, mengonsumsi minuman tinggi pemanis buatan, setidaknya empat porsi per hari, dapat meningkatkan risiko kematian karena kardiovaskular di kalangan wanita.

Oleh karena itu, peneliti menyarankan kita untuk menghindari konsumsi pemanis buatan.

"Temuan ini konsisten dengan efek buruk yang diketahui dari asupan gula tinggi pada faktor risiko metabolik."

Baca juga: Makanan Manis Bisa Bikin Kita Lapar Terus Lho. Apa Sebabnya?

"Sekaligus membuktikan minum minuman manis meningkatkan risiko diabetes tipe 2, yang merupakan faktor risiko utama kematian dini," ucap Walter Willett, Profesor Epidemiologi dan Nutrisi.

Menurut dia, hasil riset ini memberi dukungan lebih lanjut mengenai kebijakan pembatasan pemasaran minuman manis untuk anak-anak dan remaja.

Hasil riset ini juga menguatkan penerapan pajak untuk pemasaran minuman soda, karena harga untuk membeli minuman tersebut tak sebanding dengan kosekuensinya.

Namun, satu hal yang perlu diingat, riset ini bukan menentukan sebab akibat antara efek mengonsumsi minuman manis dengan kematian dini.

Bulan lalu, Transport for Lodon dan otoritas transportasi di London, menerapkan aturan baru.

Aturan itu adalah larangan terhadap semua iklan junk food yang mempromosikan makanan tinggi garam, gula lemak, demi mencegah obesitas pada anak.

“Obesitas anak membahayakan kehidupan anak muda London dan memberikan tekanan besar pada layanan kesehatan kami yang sudah berat," ucap Sadiq Khan, Wali Kota London.

Menurut dia, sangat penting untuk mengambil tindakan mengenai pencegahan obesitas anak yang samkin meninggi.

Salah satunya dengan mengurangi paparan iklan junk food sangat berperan dalam hal ini.

Bahkan, aturan ini dinilai sangat bermanfaat untuk segala kelompok usia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com