Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi pada Usia 20-an Tahun Picu Penurunan Ingatan Ketika Usia 50-an

Kompas.com - 22/03/2019, 09:17 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi skala besar yang dilakukan oleh psikolog dari University of Sussex di Inggris menemukan hubungan yang jelas antara depresi dan kecemasan yang dialami orang dewasa di usia 20 hingga 40-an yang mengakibatkan penurunan ingatan saat berusia 50-an.

Studi ini diterbitkan dalam "British Journal of Psychiatry". Ini merupakan jurnal pertama yang melihat relasi antara gejala depresi yang dialami di tiga dekade awal orang dewasa dengan penurunan fungsi kognitif di usia paruh baya.

Dilansir dari Reuters yang dikutip Kompas.com pada Jumat (22/3/2019), para psikolog Sussex itu menganalisis data dari National Child Development Study, yang dilakukan sejak 1958 dengan mengelompokkan data lebih dari 18.000 bayi. Data juga dilanjutkan dengan mengikuti perkembangan bayi itu sejak lahir hingga dewasa.

Mereka menemukan bahwa akumulasi gejala yang dialami oleh partisipan selama lebih dari tiga dekade memberikan indikator kuat terhadap penurunan fungsi memori linier saat orang dewasa berumur 50 tahun.

Para psikolog itu menemukan bahwa depresi atau kecemasan memiliki sedikit efek pada fungsi memori kepada orang dewasa berusia paruh baya.

Namun, setelah kisah depresi itu semakin banyak dalam tiga dekade sejak usia 20-an, hal ini diprediksi akan mengurangi fungsi daya ingat konstan dari waktu ke waktu ketika peserta menginjak umur 50 tahun.

Baca juga: Benarkah Olahraga Selalu Mampu Mengatasi Masalah Depresi?

"Intervensi"

Psikolog dari Lab EDGE di University of Sussex berpendapat, fungsi memori seseorang di masa depan dapan ditingkatkan dengan melakukan "intervensi" kesehatan mental terhadap seseorang sejak usia 20-an.

Karena itu mereka menyerukan Pemerintah Inggris untuk melakukan "intervensi" kesehatan mental, sebagai tindak pencegahan yang melindungi kesehatan otak di masa mendatang.

"Temuan ini menyoroti pentingnya efektivitas manajemen depresi untuk mencegah perkembangan masalah kesehatan mental berulang dengan hasil negatif jangka panjang," ujar Dosen Psikologi Senior di University of Sussex, Dr Darya Gaysina kepada Reuters.

"Karena itu kami ingin melihat pemerintah berinvestasi lebih banyak dalam menyediakan kesehatan mental untuk orang dewasa muda (young adult), tidak hanya untuk manfaat langsung pasien, tetapi juga untuk membantu melindungi kesehatan otak masa depan mereka," kata Gaysina.

Selain memori, psikolog juga menilai tingkat depresi dapat ditentukan berdasarkan kefasihan verbal, kecepatan pemrosesan informasi, dan akurasi saat partisipan berusia 50 tahun.

Kehilangan memori akibat gejala depresi yang dialami saat seseorang berusia mudia dapat membuatnya mengalami demensia atau penurunan fungsi otak di usia yang lebih tua.

Penelitian Lab EDGE sebelumnya telah memperlihatkan hasil serupa. Namun, penelitian terbaru ini memiliki sampel representatif secara nasional, yang berarti lebih besar dari sebelumnya.

"Kita tahu dari penelitian sebelumnya bahwa gejala depresi yang dialami pada pertengahan masa dewasa hingga akhir masa dewasa dapat memprediksi penurunan fungsi otak di kemudian hari," ujar mahasiswa di University of Sussex, Amber John.

Menurut John, ia terkejut melihat betapa jelasnya gejala depresi yang persisten selama tiga dekade orang dewasa adalah prediktor penting dari fungsi memori yang lebih buruk di usia pertengahan.

"Dengan publikasi studi ini, kami menyerukan kepada pemerintah untuk berinvestasi dalam menyediakan kesehatan mental untuk membantu membendung risiko berulang kisah depresi dan kecemasan," ujar dia.

John juga mengungkapkan bahwa penelitian ini harus menjadi seruan untuk melakukan apa pun yang bisa melindungi kesehatan mental manusia.

Upaya menjaga kesehatan mental ini juga bisa dilakukan dengan menjaga hubungan kuat dengan teman dan keluarga, melakukan latihan fisik atau meditasi, dan berkonsultasi ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com