Semua usaha itu hampir saja gagal ketika ia mengalami kecelakaan. Ia jatuh saat menunggangi banteng mekanik di pesta Natal kantor yang menyebabkan robek bagian ligamennya.
"Kakiku cedera dan ligamenku robek. Saya tak bisa berjalan di hari berikutnya. Enam minggu kemudian, saya akhirnya menjalani operasi untuk mengganti ligamen," ungkapnya.
Karena gerak tubuhnya terbatas, ia hanya fokus pada pola makan yang justru memberi hasil menggembirakan untuk usahanya.
“Saya fokus makan dengan benar dan memesan makanan sehat karena saya tidak bisa memasak atau benar-benar bergerak. Saya berhasil menurunkan berat badan hingga 13 kilogram selama tiga bulan pertama pemulihan,” kata Ismail.
Ia juga memulai terapi fisik, di mana ia juga bertemu dengan Chris Slocum, terapis di Memorial Hermann, yang membantu Ismail bisa kembali melakukan olahraga favoritnya.
Dari kombinasi pola makan sehat dan rutin berolahraga ski, Ismail berhasil menurunkan berat badan hingga 90 kilogram, yang membuat bobot tubuhnya menjadi 122 kilogram.
"Saya bisa berjalan 12-jam lebih sehari, padahal dulu jalan kaki satu jam saja sudah membuat saya pingsan," ucap Ismail.
Kini, ia bisa melompat, menari sambil mendengarkan musik. Ia juga merasa kagum kini ia bisa menggerakan tubuhnya dengan lincah.
Namun, tantangan yang dihadapi Ismail tak berhenti sampai di sini. Pada awal 2019, dua tahun setelah ligamennya robek, Ismail menaiki lereng untuk memenuhi mimpinya bermain ski.
Saat melakukannya, ia terjatuh dan menyebabkan luka di bagian perut yang memecahkan bagian limpa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.