Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2019, 11:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mungkin banyak orang di sekitar kita yang mendambakan tubuh langsing, lalu mencari produk-produk suplemen, salah satunya teh pelangsing.

Teh pelangsing bisa kita temukan di banyak tempat. Mulai dari minimarket, supermarket hingga toko-toko online.

Tapi, apakah teh pelangsing memang mampu melangsingkan konsumennya seperti yang dijanjikan?

Menurut pakar teh Ratna Somantri, mayoritas teh pelangsing justru tak mengandung teh sama sekali, melainkan zat herbal.

Pakar teh Ratna Somantri pada sesi penyeduhan teh di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019)KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pakar teh Ratna Somantri pada sesi penyeduhan teh di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019)

Maka, produk-produk pelangsing tersebut sebetulnya lebih cocok dikategorikan sebagai jamu.

"Mayoritas herbal, jadi jamu milenial. Jamu tapi kemasannya tidak kayak jamu. Bukan teh dari pohon teh."

Begitu kata Ratna dalam sesi penyajian teh di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (23/3/2019) kemarin.

Minum teh tidak akan memberi efek samping bagi peminumnya, selama teh diseduh dengan tepat.

Baca juga: Demi Kesehatan, Hentikan Kebiasaan Minum Teh Panas

Namun, karena teh-teh pelangsing mayoritas adalah herbal, maka Ratna mengingatkan untuk mewaspadai peminumannya.

Sebab, herbal sama seperti obat. Penggunaan obat memiliki jangka waktu, dan tidak dianjurkan untuk diminum rutin berkepanjangan.

Daun teh yang telah diseduh.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Daun teh yang telah diseduh.

"Obat kan ada jangka waktu maksimal. Kalau terus-terusan minum pasti ada efek sampingnya," ucap dia.

Tak hanya teh pelangsing, belakangan muncul pula beragam jenis teh yang diklaim bisa melancarkan detoksifikasi tubuh.

Ratna enggan berkomentar lebih jauh mengenai klaim-klaim produk tersebut.

Menurut dia, penilaian terhadap satu produk harus didasarkan dari bahan-bahannya.

Ia pun mengingatkan masyarakat untuk terbiasa membaca kandungan dalam produk sebelum mengonsumsinya.

"Kita itu sering malas baca ingredients-nya apa. Padahal setiap makan harusnya kita tahu apa yang masuk tubuh kita," kata Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com