Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2019, 15:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pernahkan merasakan sembelit? Ya, sembelit adalah suatu kondisi sulit buang air besar untuk waktu yang lama. Pernah?

Apa pun jawabannya, yang perlu diingat adalah jangan pernah menyepeleken kondisi sembelit tersebut.

Sebab bisa jadi, sembelit yang dirasakan adalah tanda-tanda penyakit serius, seperti kanker.

Misalnya penyakit kanker serviks (rahim) atau kanker kolorektal, jenis kanker yang tumbuh di daerah usus.

Namun persoalannya, orang Indonesia banyak yang menganggap sembelit adalah sesuatu yang biasa.

Penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya, atau cukup diobati dengan istirahat.

“Padahal bisa jadi, saat sembelit dua hari, itu 20 tahun sebelum kanker. Sembelit empat hari, itu 10 tahun menuju kanker. enam hari sembelit, lima tahun menuju kanker.”

Baca juga: Bau Mulut hingga Sembelit, Ini 6 Akibat Kebanyakan Protein

Demikian diungkapkan dokter David Budi Wartono saat berbincang dengan Kompas.com di Bandung, Senin (25/3/2019) kemarin.

David menjelaskan, biasanya pasien tidak mempedulikan kondisi itu. Mereka baru akan pergi ke dokter ketika darah sudah keluar, atau mengalami sakit yang luar biasa.

Begitu diperiksa, ternyata pasien menderita kanker, dan sudah memasuki stadium IV. Itulah mengapa jarang terdengar dokter yang menjatuhkan vonis pasien di stadium I.

“Orang kita tuh, kalau masih bisa merokok dan jalan, akan terus merokok. Baru kalau sudah sulit bernapas, mereka ke UGD,” ungkap dia.

Padahal, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan. Misalnya dengan screening kanker untuk melihat potensi kanker sejak dini.

Begitu pun pemeriksaan DNA untuk melihat potensi berbagai penyakit dalam tubuh seseorang.

Baca juga: Sembelit Jadi Gangguan Pencernaan Utama Para Traveler

Ketika hasil tes sudah di tangan, akan lebih mudah bagi orang tersebut mencegah suatu penyakit. Misalnya dengan perubahan gaya hidup menjadi jauh lebih sehat.

"Gaya hidup sehat itu tidak mahal,” ucapnya.

Misal, tidak perlu mencari sayur organik yang mahal, tapi menggantinya dengan sayuran yang ada bekas gigitan ulat.

Ulat tersebut membuktikan, sayuran tersebut bebas pestisida. Sebab ada kebiasaan buruk dari petani Indonesia yang menyemprotkan pestisida, sebulan sebelum panen.

Tujuannya agar saat panen, sayuran yang dihasilkan berpenampilan mulus. “Biasanya sayuran yang mengandung pestisida ada rasa pedasnya sedikit,” tutur dia.

Begitu pun dengan olahraga. Bagi yang ingin olahraga murah, banyak sekali pilihan yang bisa dilakukan.

“Atau push up di rumah. Enggak akan ada yang minta bayaran kan push up di rumah,” kata David.

Baca juga: Mengenal Khasiat Lidah Buaya, untuk Kulit hingga Sembelit

Hal terakhir yang tak kalah penting adalah manajemen stres. Seseorang harus berupaya hidup seimbang, dan menghindari hal-hal yang bisa membuat stres berat.

Misalnya, berhenti memikirkan pekerjaan di rumah. Begitu memasuki rumah, simpanlah semua pekerjaan di luar, dan biarkan itu dilanjutkan esok hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com