Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi Lanjut Kerja di Rumah Bikin Sulit Tidur Nyenyak

Kompas.com - 26/03/2019, 15:47 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber


KOMPAS.com - Pernah mendapat sindiran halus dari orang terdekat yang mengatakan, “Pekerjaan kantor jangan dibawa ke rumah!” atau “Sampai rumah itu harusnya istirahat, jangan lanjut kerja terus!”, atau justru kamu sendiri yang sering melontarkannya ke orang-orang di sekitar?

Meski terdengar bawel, sebenarnya teguran seperti itu adalah tanda perhatian lho. Nyatanya, efek lembur di rumah malah semakin membuat kita susah tidur nyenyak.

Tidak percaya? Untuk lebih meyakinkan agar kita menghentikan kebiasaan lembur, simak apa kata penelitian asal University of Zürich yang diterbitkan dalam Journal of Business and Psychology.

Setelah meng-kroscek data dan kebiasaan kerja dari hampir 2 ribu karyawan dari negara-negara berbahasa Jerman, ditemukan bahwa sekitar 50 persennya bekerja lebih dari 40 jam per minggu.

Baca juga: Sayangi Jantung, Jangan Terlalu Sering Kerja Lembur

Setiap karyawan diminta mengisi survei online untuk menilai seberapa baik mereka mampu memisahkan hal-hal yang berbau pekerjaan dan kantor dari kehidupan pribadi mereka.

Misalnya, mereka ditanya apakah pernah memikirkan pekerjaan di akhir pekan, dan seberapa sering mereka bekerja di akhir pekan.

Mereka juga ditanya apakah mereka memberi waktu bagi diri sendiri untuk bersantai dan menikmati hobi atau bersosialisasi ketika tidak sedang kerja.

Hasilnya, orang-orang yang tidak mampu memisahkan antara waktu kerja dan kehidupan pribadi tampak lebih sering kelelahan dan lebih cepat stres.

Sebaliknya, orang-orang yang mampu memberi batasan tegas dan jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka bisa hidup lebih sejahtera. Kenapa?

Ketika kita tidak mengabaikan email atau telepon yang masuk di luar jam kerja, atau ketika tengah malam menyalakan laptop di rumah untuk memastikan pekerjaan bisa selesai hari ini juga, artinya kita tidak memberikan waktu cukup bagi tubuh dan pikiran untuk pulih sejenak dari tekanan kerja sebelum masuk kerja lagi keesokan harinya.

Begitu terus selanjutnya. Artinya, baik tubuh maupun pikiran selalu dalam mode siap kerja 24 jam setiap hari.

Jika dari awal kamu sudah terbiasa memiliki jadwal tidur yang berantakan, kamu tidak akan merasa bugar dan semangat untuk beraktivitas keesokan harinya. Badan yang terasa “berat” karena kurang tidur bisa membuat gampang kecapekan.

Akumulasi dari kombinasi stres fisik karena badan yang kecapekan dan stres emosional dari aktivitas harian yang ditambah dengan stres karena merasa tidak kunjung bisa tidur yang kemudian membuat waktu tidur makin berkurang, bisa menyebabkan sulit tidur malam.

Baca juga: 5 Bahaya Kerja Lembur Bagi Kesehatan Kita

Lambat laun tanpa disadari, kombinasi stres fisik dan mental ini akan memengaruhi kesehatan tubuh hingga bertahun-tahun yang akan datang, kata para peneliti.

Sebuah kelompok peneliti dari tiga lembaga independen terkemuka, yakni Oakland University, Portland State University, dan USDA (Dinas Kehutanan dan Perkebunan di Amerika) melaporkan bahwa efek susah tidur nyenyak akibat lembur tidak hanya berasal dari banyaknya tumpukan pekerjaan saja.

Namun juga dari beban mental yang kita pikul sebagai hasil dari interaksi dengan rekan kerja yang menyebalkan dan pengalaman di kantor yang tidak mengenakkan, misalnya kena omel bos atau bermasalah dengan klien.

Kepala peneliti, Caitlin Demsky dari Oakland University, menegaskan bahwa bahwa orang-orang yang mengalami kejadian buruk di tempat kerja, misalnya disepelekan oleh supervisor atau dikucilkan rekan kerjanya, lebih cenderung mudah mengalami insomnia yang ditandai dengan sulit mulai tidur hingga mudah terbangun tengah malam.

Hasil penelitian tersebut dimuat dalam Journal of Occupational Health Psychology.

Ilustrasi lemburThinkstockphotos.com Ilustrasi lembur
Kurang tidur menurunkan produktivitas kerja

Tidur adalah salah satu aktivitas pemulihan diri yang sangat penting, ungkap Demsky. Mendapatkan waktu tidur yang cukup adalah kunci dari produktivitas dan fokus kerja yang tinggi. Tidur cukup juga memainkan peran penting dalam menentukan kesuksesan di tempat kerja.

Efek lembur sudah lama dikaitkan dengan penurunan fokus, kewaspadaan, dan daya ingat otak. Dijelaskan lebih lanjut oleh para peneliti dari Brigham and Women’s Hospital, ini karena kemampuan dan kecepatan otak dalam mencerna informasi akan semakin menurun seiring banyaknya waktu yang dihabiskan tubuh untuk tetap terjaga.

Pada akhirnya, lembur justru akan memperlambat produktivitas di kantor. Semakin sering lembur, semakin sedikit waktu tidur yang didapat. Semakin jarang tidur nyenyak, semakin meningkatnya stres karena jam kerja yang makin panjang.

Baca juga: Waspadai, Gila Kerja Sebabkan Masalah pada Kesehatan Mental

Dilansir dari laman Huffington Post, kurang tidur biasanya akan menghambat kerja otak yang menyebabkan orang menjadi sulit berpikir kreatif, menciptakan inovasi untuk hal-hal baru, hingga sering dikaitkan dengan penurunan kemampuan berpikir jernih atau logis.

Jadi ketika kurang tidur, tidak hanya rasa ngantuk seharian yang akan kita alami, tapi juga berbagai efek negatif yang bisa berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Memang, melepaskan pekerjaan untuk bisa bersantai sejenak bisa jadi hal yang sulit bagi sebagian orang. Apalagi bagi yang mudah dihantui oleh pekerjaan yang belum tuntas. Yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya menyingkirkan kecenderungan lembur yang bisa jadi pemicu stres?

Sederhana saja, coba temukan kegiatan ringan yang akan membuat kamu merasa rileks dan santai usai bekerja.

Entah itu hanya sekadar berjalan-jalan di taman, melukis, membaca buku, atau nonton film bersama orang terdekat. Intinya, lakukan aktivitas yang bisa membantu menyingkirkan pikiran negatif tentang pekerjaan, yang pada akhirnya bisa membuat tidur tak nyenyak.

Pastikan tidak membawa beban dari pekerjaan di kantor hingga ke rumah dan biarkan dirimu menikmati waktu luang di rumah setelah disibukkan dengan setumpuk pekerjaan kantor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com