Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2019, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Inverse

"Riset kami menunjukkan hormon seks dapat memodulasi cara tikus jantan dan betina merespons diet ketogenik," kata Cochran.

Nah, ditemukan pula liver tikus jantan yang melakukan diet keto memiliki tanda fibrosis dan penyimpanan lemak yang lebih nyata daripada tikus betina yang juga melakukan diet keto.

Ditemukan kadar hormon FG21 yang lebih tinggi pada tikus jantan.

Riset sebelumnya telah membuktikan, hormon FG21 diproduksi sebagai respons terhadap kerusakan hati, terutama dalam kasus penyakit hati berlemak non alkohol.

Baca juga: Diet Dubrow, Alternatif Keto dengan Pola Makan Berbeda

Riset di tahun 2007 dari Universitas Dukejuga membuktikan, melakukan diet keto selama enam bulan dapat meningkatkan penyakit hati berlemak.

Berdasarkan riset yang dilakukannya inilah, Cochran tidak akan merekomendasikan diet keto untuk pria atau wanita, sampai efek dan mekanisme diet dipahami dengan lebih baik.

Masih diperlukan riset lebih lanjut untuk memastikan diet keto bisa diterapkan untuk semua orang dengan kondisi kesehatan yang baik.

Peneliti mencurigai, penurunan berat badan yang terjadi pada tikus jantan hanyalah efek yang berkembang di organ hati sebagai konsekuensi dari peningkatan berat badan.

Selain itu, hormon estrogen mungkin telah melindungi para wanita dari kerusakan hati.

Oleh karena itu, diet keto tak memiliki dampak signifikan untuk penurunan berat badan pada wanita.

“Secara keseluruhan, ada kemungkinan penurunan berat badan yang kita lihat adalah sekunder dari respons hormonal terhadap akumulasi fakta,” ucap Cochran.

Cochran lantas menyarankan pentingnya penelitian lebih lanjut sebelum diet ini direkomendasikan kepada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Inverse
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com