Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampir ke Royal Besaran, Tempat Peristirahatan Mangkunegara IV

Kompas.com - 31/03/2019, 19:12 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Area bekas pabrik gula Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, ternyata menyimpan artefak berupa rumah besaran yang adalah tempat bermukim Raja Mangkunegara IV.

Di bawah naungan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, bangunan bergaya kolonial Belanda ini disulap menjadi resto dan galeri seni bertaraf internasional.

Dengan nama Royal House, bangunan yang berdiri sejak 1861 ini telah mengalami proses renovasi.

Namun, arsitektur asli dengan piar-pilar besar di bagian depan yang masih berlantai traso dan diimpor langsung dari Belanda, tetap dipertahankan.

Pada zaman dulu, rumah tersebut dijadikan sebagai tempat ridur raja Raja Mangkunegara IV saat meninjau para pekerja pabrik.

“Rumah Besaran ini merupakan rumah dari Raja Mangkunegara IV. Rumah ini di jaman kolonial Belanda menjadi rumah pengawas pabrik tebu Tjolomadu."

Demikian ucapan Palwoto, Direktur Keuangan, SDM dan Investasi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero).

Di dalam bangunan juga masih tersimpan apik foto sang raja dan ruangan pribadinya yang tak boleh dikunjungi sembarang orang.

Baca Juga :Melihat Sejarah Pabrik Gula Colomadu, Lambang Perekonomian Praja Raja Mangkunegara

Pohon kepel yang hanya tumbuh di istana atau keratonAriska Anggraini Pohon kepel yang hanya tumbuh di istana atau keraton

Lokasi rumah ini masih satu area dengan Museum De Colomadu yang merupakan bekas pabrik gula.

Pabrik itu adalah lambang kemajuan ekonomi Mangunegara, salah satu kadipaten di Surakarta.

Dengan berbagai pengembangan, rumah ini akan menjadi salah satu resto dan tempat yang bisa digunakan untuk beragam even dan aktivitas.

Dalam peresmian yang digelar di hari Sabtu (30/3/2019) kemarin, awak media juga diajak berkeliling menyaksikan kemegahan bangunan itu.

Di bagian belakang terdapat menara air yang masih berfungsi dengan baik.

Juga ada tumbuhan kepel yang merupakan pohon penghasil buah kepel.

Konon, buah kepel merupakan buah-buahan favorit para putri keraton yang dipercaya dapat membuat keringat beraroma wangi usai menyantapnya.

Buah kepel berbentuk bulat lonjong dengan warna coklat yang membuatnya mirip seperti buah sawo.

Masyarakat menganggap buah ini hanya pantas tumbuh di area istana atau keraton.

Oleh karena itu, jenis buah ini tergolong langka, dan hanya bisa ditemui di area keraton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com