JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika pendiri The Body Shop, Anita Roddick, pertama kali berkunjung ke Ghana pada 1992, ia bertemu dengan para perempuan yang telah menggunakan shea butter bertahun-tahun lamanya.
Selain sebagai pelembap dan tabir surya, para perempuan tersebut menggunakan krim yang berasal dari biji shea untuk mengatasi rambut kering.
Shea butter juga digunakan untuk meratakan warna kulit, mengencangkannya, sekaligus menunda munculnya keriput atau penuaan dini.
Roddick, yang sering terinspirasi kebiasaan orang-orang di seluruh dunia dalam merawat tubuh, kemudian ingin berbagi tentang manfaat bahan ini kepada kepada lebih banyak orang.
Ia sekaligus juga tergerak untuk memberdayakan para perempuan di Ghana itu dan keluarganya, beserta komunitas ini secara menyeluruh.
Baca juga: Berarti Bagi Sesama, Kisah Anita Roddick dan Perempuan di Kathmandu
Oleh karena itulah, sejak tahun 1994, The Body Shop membeli shea butter dengan harga yang layak dari Tungteiya di Ghana.
Perusahaan asal Inggris ini juga membantu pendanaan sosial Tungteiya melalui The Northern Ghana Community Action Fund, dalam investasi pada proyek-proyek kesehatan, sanitasi, perairan, dan pendidikan yang memberi dampak baik pada 49.000 orang setiap tahunnya.
Dalam 25 tahun, Tungteiya Women’s Association telah bertumbuh dari 50 anggota menjadi 640 anggota dari 11 desa.
Pada 2019, The Body Shop mengambil lebih banyak shea butter untuk berbagai produk yang kemudian ikut meningkatkan pendanaan untuk proyek-proyek komunitas di Tungteiya hingga mencapai 30 persen.
Salah satu hasil dari pembelian shea butter itu adalah produk terbaru yang disebut multi purpose shea butter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.