Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2019, 14:23 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Metode kontrasepsi dengan pil masih jadi pilihan utama pasangan usia subur. Apalagi, pil KB generasi terbaru memiliki banyak manfaat selain menunda kehamilan.

Pil kontrasepsi akan menghambat ovulasi, mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma sulit mencapai sel telur dan menipiskan lapisan endometrium.

Saat ini terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. 

Kedua adalah pil KB progestin yang hanya mengandung hormon progesteron saja, sehingga juga bisa digunakan oleh ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi dan kualitas ASI.

Andalan Kontrasepsi juga mengeluarkan pil KB FE yang memiliki kompososisi zat besi.

Pil KB pada umumnya terdiri dari dua pil, ada yang plasebo dan zat aktifnya. Nah, kalau pil KB FE ini plasebonya kami ganti dengan zat besi untuk mencegah anemia saat menstruasi,” kata Manajer Produk Andalan Kontrasepsi Norina Veronica dalam acara temu media di Bogor beberapa waktu lalu.

Baca juga: Perencanaan Mewujudkan Keluarga Ideal

Ditambahkan oleh dr.Tirsa Verani, Sp.OG, jumlah perempuan yang menderita anemia di Indonesia cukup tinggi.

“Karena pola makannya kurang daging merah dan sayuran, sehingga rentan anemia. Terlebih saat haid,” kata Tirsa dalam acara yang sama.

Penelitian juga mengungkap manfaat lain dari pil KB, yaitu mengurangi risiko kanker rahim, kanker ovarium, hingga melancarkan menstruasi.

Itu sebabnya, menurut Tirsa, wanita belum menikah yang haidnya tidak teratur pun bisa mendapatkan manfaat dari pil KB.

“Yang belum menikah dan haidnya sering tidak lancar karena gangguan hormonal justru akan jadi lancar dengan bantuan pil kontrasepsi,” ujar dokter dari RS Brawijaya Jakarta ini.

Keunggulan lain dari pil KB adalah harganya murah, cukup diminum sehari sekali, dan bisa dihentikan sewaktu-waktu jika pengguna merencanakan kehamilan. 

Menurut Tirsa, ada banyak metode kontrasepsi yang bisa disesuaikan dengan gaya hidup masing-masing.

“Kalau orangnya pelupa sebaiknya jangan pilih pil KB, bisa pakai yang metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD,” katanya.

Beberapa wanita mungkin mengalami efek samping dari pil kontrasepsi, seperti sakit kepala atau perubahan pola menstruasi.

Mengenai efek samping kegemukan, menurut Norina, itu adalah mitos pil KB yang sudah ada sejak lama.

“Dahulu pil KB memang mengandung hormon tinggi, sehingga mungkin saja menyebabkan gemuk. Tapi pil KB yang sekarang sudah tidak tinggi lagi kandungan hormonnya,” ujarnya.

 Baca juga: Seberapa Efektif Pil Kontrasepsi Darurat Cegah Kehamilan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com