Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Berat Badan Pengaruhi Kondisi Kesehatan

Kompas.com - 05/04/2019, 13:45 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berat badan sangat berpengaruh pada status kesehatan seseorang. Entah itu kegemukan atau berat badan kurang.

Kegemukan memang menjadi salah satu pemicu penyakit kronis, seperti meningkatkan risiko penyakti diabetes dan jantung. Namun, tubuh yang terlalu kurus juga sama bahayanya.

Dokter ahli jantung Steven Nissen, menjelaskan ada empat alasan yang membuat berat badan sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan kita.

  • Peningkatan berat badan menyebabkan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke.
  • Kelebihan berat badan juga terkait dengan kolesterol tinggi, khususnya trigliserida tinggi dan HDL rendah (kolesterol baik), yang memainkan peran penting dalam penyakit jantung.
  • Berat badan berlebih juga berisiko tinggi pada diabetes, yang merupakan pemicu lain dari penyakit jantung.
  • Sel-sel lemak, terutama yang ada di daerah perut, adalah metabolisme aktif. Inilah yang menyebabkan peradangan di tubuh. Kita dapat mengukurnya dari jumlah protein C-reaktif dalam darah.

Semua faktor ini - hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes dan peradangan - bersatu, menciptakan gangguan yang terkait dengan penyakit jantung.

Baca juga: Kenalilah, 5 Kebiasaan Baik untuk Turunkan Berat Badan

Terlalu kurus

Di lain pihak, tubuh yang terlalu kurus ternyata juga berbahaya bagi kesehatan jantung. Walau hal ini masih kontroversial.

Orang dengan barat badan rendah (indeks massa tubuh di bawah 18), bisa jadi sebenarnya sudah dalam kondisi sakit dan memiliki nafsu makan yang rendah.

Bahkan, penurunan berat badan seringkali menjadi salah satu tanda pertama dari penyakit kanker.

Pasien dengan gangguan makan anoreksia dapat memiliki berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, karena mereka kurang gizi.

Dari perspektif itu, kondisi berat badan adalah faktor memburuknya kesehatan jantung. Indeks massa tubuh normal dan menunjukan kondisi kesehatan yang baik berkisar 20 hingga 25.

BMI normal

Orang dengan indeks massa tubuh (BMI) antara 25 hingga 30 sudah dianggap kelebihan berat badan, dan berisiko lebih tinggi pada penyakit jantung.

Baca juga: Takut Meninggal, Pria Obesitas Ini Berjuang Turunkan Berat Badan

BMI 30 hingga 35 sudah dianggap obesitas dan risikonya terhadap penyakit jantung sangat tinggi. Sementara itu, pemilik BMI lebih dari 35 telah dianggap sebagai risiko serius.

Namun, bukan hanya BMI yang menjadi acuan penting. Rasio antara ukuran pinggang dan pinggul juga bisa menjadi faktor penting.

Kelebihan berat badan di area perut (bentuk tubuh apel) berisiko mengalami penyakit jantung lebih tinggi daripada mereka dengan kelebihan berat badan di area pinggul dan paha (pemilik bentuk tubuh pir).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com