Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/04/2019, 14:09 WIB
|
Editor Wisnubrata

KOMPAS.com - Tanique Johnson tak pernah merasa dirinya "besar" dan tak pernah merasa tubuhnya terlihat berbeda dengan kebanyakan orang di usianya.

Meski begitu, ia mengakui kebiasaan makannya memang tidak bagus. Lewat laman Women's Health, Johnson bercerita bahwa dirinya sering membuang makanan sehat yang disiapkan oleh ayahnya dan lebih memilih makan makanan cepat saji, roti dan keju.

Terkadang ia juga makan cemilan dengan susu kental manis.

Namun, tak lama setelahnya ia mulai menyadari kenaikan berat badannya yang sedikit demi sedikit terlihat. Johnson sempat bergabung dengan tim atletik selama setahun, namun ia tetap membiarkan kebiasaan buruknya.

"Pada tahun aku memasuki kampus, kebiasaan buruk tersebut semakin tidak terkontrol," ujarnya.

Tahun 2016 adalah salah satu titik terburuknya, dimana ia sering mengkonsumsi Slurpee (minuman soda di 7-Eleven) setiap hari dan hanya beberapa kali jalan kaki di keseharian.

Namun, ketika berjalan kaki tersebut ia mulai menyadari lututnya membuat suara retakan setiap ia melangkah.

Johnson kemudian berkonsultasi dengan dokternya dan ia sangat malu mengakui bahwa berat badannya saat itu mencapai 286 pon atau sekitar 129,7 kg. Kenaikan berat badanlah yang menjadi alasan mengapa lututnya mulai mengeluarkan bunyi.

Padahal saat itu usianya baru 23 tahun.

"Saat itu aku benar-benar tidak berani memikirkan, seperti apa diriku lima tahun nanti jika aku terus membiarkan kebiasaan hidup tidak sehat itu," katanya.

Olahraga Instagram

Johnson pun memulai usaha olahraganya di rumah dengan mengikuti akun olahraga di Instagram dan menonton video yang diunggah oleh sejumlah personal trainer.

Ia juga mengimbagi hidupnya dengan makan sayur-sayuran serta mengurangi makanan cepat saji.

Itu saja. Itulah pertama kalinya Johnson menerapkan pola hidup yang lebih sehat dan berhenti mencari alasan.

Saat itu, Johnson menetapkan target 160 pon (72,5 kg). Ia pun mengatur agar memiliki satu kali cheat meal dalam seminggu. Johnson juga belajar untuk mencari olahraga rutin yang paling tepat untuk dirinya.

Sekitar dua tahun setelahnya, di 2018, Johnson berhasil menurunkan berat badan sebesar 80 pon atau sekitar 36,2 kg.

Untuk menjaga dirinya tetap konsisten di jalan itu, Johnson membuat akun Instagram dan mulai mengunggah rutinitas olahraganya yang ia pelajari dari sejumlah video.

Setiap olahraga biasanya berdurasi sekitar 45 menit kardio dan 25 menit latihan kekuatan (baik tubuh bagian atas, otot inti, maupun tubuh bagian bawah).

Johnson juga memastikan rutin pergi ke pusat kebugaran setidaknya dua kali seminggu untuk melakukan angkat beban.

Tak hanya itu, ia juga menerapkan intermittent fasting atau yang juga dikenal dengan diet puasa. Diet puasa dilakukannya lima kali dalam seminggu.

Ia berpuasa antara pukul 6 sore hingga 12 siang keesokan harinya. Pada waktu tersebut ia hanya mengkonsumsi kopi hitam atau air lemon.

Setelah itu, ia buka puasa dengan makanan sehat. Terutama protein, sayur-sayuran dan sedikit karbohidrat.

"Aku juga mencatat asupan makananku dengan aplikasi MyFitness Pal," ujarnya.

Berikut contoh pola makan Johnson:

- Sarapan/makan siang: sayur bayam dan omelet keju dengan setengah buah alpukat.

- Cemilan: protein shake, buah, atau kacang-kacangan.

- Makan malam: ayam rotisserie dengan brokoli rebus bumbu mentega atau bawang.

Meski mengaku menyukai makanan manis, ia mengaku tidak lagi mengkonsumsi makanan penutup.

Menurutnya, puasa membuatnya mampu mengontrol nafsu makan. Ia pun cenderung memilih opsi makanan sehat dan menghindari makanan tidak sehat pada keadaan stres atau sangat lapar.

Saat ini, berat badan Johnson mencapai 185 pounds (83,9 kg), hanya 15 pon (6 kg) lagi menuju target berat badan yang ditetapkannya.

Secara keseluruhan, ia sudah menurunkan berat badan sebesar 100 pon (45 kg).

Meski terbilang sukses menjalani hari-hari penurunan berat badannya, ia juga memiliki hari-hari dimana ia tidak semangat menjalankan pola hidup sehat.

Pada masa itu, Johnson mendapatkan suntikan semangat dari orang-orang terdekatnya untuk tetap konsisten menjalani pola hidup sehatnya.

Meski begitu, Johnson masih berusaha menghindari diri dari aspek mental, termasuk keraguan terhadap perubahan diri.

Sebab terkadang, perubahan fisik lebih mudah daripada perubahan pola pikir.

"Namun kini, aku lebih bangga pada diriku sendiri setiap harinya, terhadap apapun yang aku lakukan, dan menunjukkan kepada orang-orang bahwa siapapun bisa sepertiku," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke