Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Onderhoud Handmade", Sepatu Bandung yang Tembus ke Berbagai Negara

Kompas.com - 13/04/2019, 09:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Perlahan namun pasti bisnisnya tumbuh. Orderan semakin banyak, dan keinginan untuk menyelesaikan kuliah dengan cepat, demi fokus ke bisnis semakin besar.

Hingga mendekati semester akhir ia mendapat tugas tentang Budaya Organisasi.

Dia kemudian meneliti budaya organisasi di Cibaduyut, khususnya perusahaannya.

Dari penelitian itu, ia mendapati sesuatu yang kurang sreg dengan budaya organisasi di Cibaduyut. Hal itu adalah soal minimnya regenerasi perajin.

Bahkan, dia pernah mempekerjakan perajin berusia 70 tahun.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Onderhoud Handmade (@onderhoud.handmade)

Setelah lima tahun mengembangkan bisnisnya di Cibaduyut, ada berkeinginan pindah dan membuka workshop di tempat lain.

Ia bermimpi mengembangkan diri sebagai perajin sekaligus pemilik perusahaan. Ia ingin mendidik orang-orang menjadi perajin hebat.

Dengan demikian, kata dia, ketika perajin handmade sulit didapat, ia tidak kerepotan karena bisa memproduksi sendiri.

Ia kemudian pindah ke tempat dia dibesarkan di Sukagalih, Bandung.

Di sana dia mendirikan workshop sekaligus total belajar membuat sepatu selama dua tahun. Gurunya adalah para perajin, video Youtube, dan berbagai artikel.

“Kalau sepatu, image yang dimunculkan adalah mereknya, produknya. Saya berbeda, saya ingin lebih dulu memunculkan saya sebagai craftman,” ungkap dia.

Itulah mengapa, akun Instagram Onderhoud bukan hanya menampilkan produk, tapi proses pembuatan.

Proses tersebut berbarengan dengan kelulusannya dari bangku kuliah. Saat menerima ijazah,, ia sempat bingung akan diapakan ijazah tersebut.

Ia kemudian melepas Cibaduyut, sempat vakum satu tahun dan bekerja. Namun ia melihat peluang yang besar di sepatu dan kembali ke sepatu.

Vintage

Setelah pindah ke Sukagalih, ia mulai melirik sepatu bot. Ia merasa tertantang pada detail dan kerumitan sepatu bot.

Selain alasan itu, dia pun suka sepatu jenis itu, khususnya yang vintage.

Saat ini, pemuda ini sudah memproduksi empat artikel sepatu, yakni work bot untuk sepatu kerja lapangan dan service bot.

Service bot lebih casual, sehingga bisa digunakan untuk ngantor maupun jalan-jalan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com