Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2019, 19:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa bulan lalu, perempuan, bercerita panjang lebar tentang pacarnya. Tepatnya curhat sekaligus meminta pendapat mengenai masalahnya ini. Tampaknya sangat serius.

Diceritakan bahwa pacarnya sangat cemburuan. Selalu mengawasi kegiatan dan kesehariannya. Bawaannya selalu curiga. 

Pacarnya selalu ingin tahu dengan siapa ia bergaul (terutama lawan jenis), ingin tahu dengan siapa kontak whatsapp, ingin tahu dengan siapa selfi atau berfoto bersama.

Parahnya, diam-diam HP miliknya selalu disadap sehingga seluruh percakapan diketahui pacarnya. Anehnya, pacarnya juga selalu tahu posisi keberadaannya baik di dalam kota maupun di luar kota. Pacarnya seolah memiliki 1.000 mata.

Perilaku pacarnya yang berlebihan ini membuat ia merasa terkekang, merasa tidak nyaman. Bukan itu saja, kegiatan keseharian kerap terganggu. Telepon berulang kali hanya menanyakan hal-hal sepele.

Akibatnya, perselisihan sering terjadi, bahkan bertengkar karena salah paham. Kalau sudah begini, kata-kata kasar bermunculan sambil menuding-nuding.

Melihat situasi ini, teman perempuan ini tidak tahan, dan ingin putus hubungan dengan pacarnya. 

Orang posesif

Mendengarkan kisah tersebut, sulit-sulit gampang dalam memberi saran. Sulitnya, ternyata mereka serius untuk membina rumah tangga. Gampangnya, putus saja, toh hidup bersama dengan orang macam itu, kelak bakal jadi duri dalam daging.

Dilihat dari sudut pandang psikologi, pacarnya ini sangat mungkin memiliki sifat “posesif”.  Arti posesif adalah perasaan ingin memiliki yang berlebihan dengan tingkat cemburu yang sangat tinggi.

Ciri-ciri orang posesif, yaitu sangat mengekang pasangannya, selalu ingin mengendalikan sesuai keinginannya, pencemburu berat, khawatir pasangannya selingkuh, aktif mengawasi dan mengontrol keberadaan kekasihnya, mencurigai lawan jenis yang bergaul dengannya, cemas pasangannya lepas darinya. 

Intinya, orang posesif ingin menguasai kekasihnya bulat-bulat, seperti miliknya sendiri. 

Orang posesif hampir tidak menyadari bahwa kekasihnya masih memiliki kebebasan karena belum ada ikatan. Orang posesif tetap tidak menyadari bahwa sifatnya ini seperti bom waktu yang sewaktu-waktu menghancurkan hubungannya.

Gangguan mental

Melihat sifat dan tingkah laku orang posesif, bisa jadi mentalnya terganggu. Ada istilah yang namanya borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang. 

Gangguan kepribadian ini tampakterlihat bagaimana ia berpikir dan bertindak aneh, takut ditinggal, rasa cemas berlebihan, mudah marah dan emosi, komunikasi mudah terganggu, penuh curiga.

Jadi, bagaimana kalau mendapat pacar orang posesif? Kalau tahan silakan  lanjutkan. Kalau enggak kuat, ya sudah, putus saja!

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com