Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Scrotox", Tren "Botox" untuk Memperindah Simbol Kejantanan

Kompas.com - 16/04/2019, 18:18 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

KOMPAS.com - Mendengar selebriti wanita "mempermak" bagian intim tubuhnya bukan hal yang asing lagi di telinga kita.

Namun nyatanya, tren semacam ini tak hanya menjangkiti kaum hawa. Bedah kosmetik pun mulai menarik minat para pria, salah satunya tren suntik botox.

Suntik botox identik dengan wanita yang ingin mengencangkan kulit wajah atau membuat wajah lebih estetik.

Di kalangan pria, prosedur bedah kosmetik ini mulai dilakukan di bagian testis, yang terkenal dengan sebutan "scrotox".

Prosedur ini diklaim dapat meningkatkan kesuburan, membuat rileks otot di sekitar testis atau membuat kenampakannya terlihat tidak keriput dan lebih muda.

Fenomena ini menunjukan menurunnya rasa percaya diri di kalangan pria tentang simbol kejantanan yang mereka miliki. Inilah yang membuat mereka rela melakukan prosedur bedah kosmetik ini.

Menurut perawat bedah kosmetik Nicole Montgomery, prosedur "scrotox" sangat sederhana dan membutuhkan dana sekitar 1.000 dollar AS atau Rp 14 juta.

Prosedur ini melibatkan penyuntikan botox ke otot bawah skrotum, untuk membuat rileks otot-otot di sekitarnya.

"Ini membuat tampilan skrotum terlihat lebih halus dan lebih besar sehingga testis menggantung lebih rendah," ucap Montgomery.

Selain alasan estetika, ahli bedah kosmetik Dr Jayson Oates mengatakan, prosedur ini juga dapat meningkatkan kesehatan pria.

Dr Oates mengaku banyak pasien yang datang kepadanya melakukan prosedur ini karena testis yang mereka miliki terlalu tegang.

"Relaksasi skrotum membantu testis menggantung sedikit lebih rendah dan menawarkan sensasi ringan," ucapnya.

Popularitas "scrotox" semakin meningkat sejak tahun 2016. Bahkan, media Australia "ABC" pernah membuat sebuah projek tentang lelaki Australia yang melakukan prosedur ini.

Seorang pria bernama Sean (nama samaran), yang turut serta dalam projek ini bersedia meluangkan waktunya untuk bercerita bagaimana ia melakukan "scrotox".

Baca juga: 7 Kesalahan Umum Pria Saat Kencan Pertama

Setelah tim mengoleskan krim bius pada bagian vitalnya, Dr Oates menyuntik skrotum Sean dengan pelunak otot sebanyak 55 kali.

"Aku seperti merasakan dua cubitan kecil. Sebelum aku menyadarinya, semuanya sudah berakhir," ucap Sean.

Setelah itu, Sean merasa alat vitalnya sedikit kebas selama beberapa hari. Tetapi secara keseluruhan rasa kebas itu tidak terlalu menganggu.

Setelah seminggu, ia merasa bagian vitalnya menjadi berkurang keriputnya, berwarna merah, lebih penuh dan halus.

Kabar baiknya lagi, kehidupan seksual Sean juga mengalami peningkatan kualitas. Hal ini terutama karena pujian dari pasangan terhadap penampakan baru organnya.

Meski manfaat prosedur ini telah terbukti, hanya sedikit pria yang bersedia melakukan suntikan sebanyak 55 kali di area skrotumnya. apalagi, mengingat efek "scrotox" ini hanya sementara.

Efek "scrotox" memang hanya berlaku dalam waktu singkat, yaitu hanya sekitar sembilan bulan.

Selain itu, siapapun yang mempertimbangkan prosedur ini harus memperhitungkan unsur keselamatan.

Menurut ahli bedah Dr Douglas S. Steibrech, memang jarang terjadi kesalahan selama pelaksanaan prosedur ini.

Namun jika terjadi, ini berpotensi menyebabkan kesulitan dalam menelan, perubahan suara, kelopak mata menjadi berat dan masalah pernapasan.

Bagaimana, berani melakukannya?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com