Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2019, 14:02 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Time

KOMPAS.com - Ketika mengkonsumsi sambal atau makanan pedas lainnya, seringkali kita merasakan mulut kebas diikuti dengan sensasi terbakar di lidah.

Jika sensasi terbakar tersebut cukup kuat, terkadang kita juga merasakan mata dan hidung mulai berair.

Kebanyakan dari kita mungkin masih belum mengetahui penyebab hidung ingusan ketika merasakan pedas. Tanpa kita sadari, pada saat itu perut dan bagian pencernaan sebenarnya juga mulai mengeluarkan cairan.

Penjelasan itu disampaikan oleh spesialis bedah THT dari University of Kentucky College of Medicine, Dr. Brett Comer.

Seperti menyemprotkan air pada permukaan mobil yang kotor, tubuh kita mengaktifkan kerja air dari dalam tubuh untuk menghilangkan serangan dari rasa pedas tersebut.

"Ketika mulut dan tenggorokan mendapatkan sinyal adanya objek luar yang dianggap berbahaya, cairan dalam tubuh berupaya membuat objek tersebut keluar dari tubuh," kata Comer.

Atas respons terhadap makanan pedas, beberapa orang bahkan mengalami diare atau sakit perut sebagai bagian dari pelepasan lendir dari saluran pencernaan.

Baca juga: Makan Makanan Pedas Bisa Memperpanjang Usia

Banyak manfaat

Cabai yang sangat pedas mengandung komponen aktif bernama kapsaisin. Sebuah studi psikologi dan terapeutik yang mendalami efek dari kapsaisin menemukan bahwa komponen tersebut menyebabkan sensasi "ketertarikan" dalam diri seseorang dengan mengunci reseptor rasa sakit.

Penulis studi yang juga profesor neurofarmakologi di University College London, Anthony Dickenson menjelaskan, ketertarikan tersebut memicu sejumlah efek.

Misalnya saja rasa panas atau sakit terbakar, perubahan ukuran pembuluh darah, kulit memerah, dan perubahan suhu tubuh.

Kapsaisin bisa memicu kemunculan efek-efek tersebut, baik ketika dikonsumsi maupun ketika diaplikasikan pada kulit dalam bentuk krim.

Kapsaisin banyak ditemukan pada krim-krim obat sakit otot atau artritis.

Ketika sensasi ketertarikan itu menurun, reseptor rasa sakit yang terdampak akan menjadi lebih peka. Ini bisa menghilangkan rasa sakit pada area yang terdampak.

"Kapsaisin dalam dosis tinggi juga membuat ujung syaraf yang merasakan rasa sakit tersebut tertarik kembali, karena ingin lolos dari rasa sakit tersebut. Ini bisa meringankan rasa sakit selama beberapa minggu," kata dia.

Halaman:
Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com