Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vespa Sprint "Sang Pemilik Malam", Kekuatan Cerita dalam Gaya...

Kompas.com - 24/04/2019, 21:33 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

KOMPAS.com - Bagi banyak orang, menentukan pilihan fesyen berdasarkan warna dan cerita di baliknya, merupakan hal yang menarik dan juga penting.

Tak jarang, demi mendapatkan apa yang diidam-idamkan mereka rela merogoh kocek lebih dalam.

Terlebih, jika barang tersebut dilabeli istilah "limited edition" atau dilekatkan pada kisah tertentu, maka -biasanya, harganya akan lebih mahal dari barang sejenis yang "biasa".

Memang, tak melulu soal menghamburkan uang. Sebab, tak jarang barang-barang semacam itu dapat dijual kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Sebutlah fenomena sneaker Air Jordan I dengan sederet varian warna yang ditawarkan dengan berbagai cerita di baliknya.

Meski model dan spesifikasi material sama, namun harga yang satu dan yang lain bisa terpaut amat jauh.

Uniknya, varian-varian "terbatas" dengan harga selangit tersebut tetap memiliki peminat yang amat banyak.

Baca juga: Air Jordan 1 Rookie of the Year, Inspirasi dari Warna Jaket MJ 1985

Harganya pun seketika bisa melambung melebihi harga aslinya, ketika toko resmi sudah kehabisan stok. 

Hal yang sama juga terjadi di tengah komunitas pecinta jam "tahan banting" G-Shock.

Contoh kecil saja. Di pasaran seri ikonik DW5600 yang merupakan kreasi pertama G-Shock dari sang penemu Kikuo Ibe, bisa dibeli "hanya" seharga Rp 1 juta bahkan kurang.

Namun untuk tipe yang sama, dengan mesin dan fitur yang juga tak beda, ketika direkatkan "judul" edisi terbatas 35 tahun G-Shock dalam varian DW5035, dijual lebih dari Rp 2 juta.

Baca juga: Indonesia Cuma Kebagian 50 Arloji Kolaborasi New Era x G-Shock DW-5600

Padahal, sekilas kedua arloji itu terlihat mirip. Sama-sama menggunakan material resin berwarna hitam, dengan perbedaan "minor" pada beberapa bagian.

Ya, hal ini bukanlah sesuatu yang bisa diperdebatkan.

Sebab, bagi mereka yang menikmatinya, tentu ada rasa bangga, senang, dan kepuasan tersendiri ketika sneaker atau jam tangan yang diidamkan dapat dimiliki. Berapa pun harganya.

Vespa dan identitas diri

Marco Noto La Diega, Presiden Direktur PT Piaggio Indonesia berpose dengan Vespa Sprint Notte, Rabu (24/4/2019) di Jakarta.   KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Marco Noto La Diega, Presiden Direktur PT Piaggio Indonesia berpose dengan Vespa Sprint Notte, Rabu (24/4/2019) di Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com