Di sana ia terbantu dengan ketersediaan bahan, terutama minyak.
"Di Peru itu mereka produksi dua minyak besar. Di bagian pesisir banyak minyak olive dan bagian hutan banyak minyak kelapa."
"Jadi saya pakai dua minyak tersebut," kata lulusan linguistic dari Carleton University, Kanada ini.
Setelah bertahun-tahun menetap di negeri orang, Nina memutuskan pulang dan menetap di Indonesia.
Ia memilih Yogyakarta dan memulai bisnis sabun yang semula dipakai sendiri.
Nina kembali ke Indonesia dengan perasaan senang lantaran bahan alami di Indonesia tergolong beragam, terutama minyak.
Oleh karena itu, kembali ke Indonesia adalah sebuah kesempatan emas bagi Nina yang juga seorang aktivis lingkungan.
Baca juga: Ajakan Tak Membuang Biji Buah untuk Lingkungan
Nina memastikan, bahan-bahan yang digunakan adalah alami.
Ia menggunakan ragam minyak, seperti dari cengkeh, pala, kelapa, kayu manis, castor, neem, minyak tamanu dan illipe dalam produknya.
Dari ragam bahan alami tersebut, Nina lantas membuat kreasi dengan pewarna dan wangi yang alami.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.